Senin 22 Feb 2021 20:50 WIB

Sekjen PBB Desak Militer Myanmar Hentikan Penindasan

Sekjen PBB meminta pembebasan ratusan orang yang ditahan militer Myanmar

Red: Nur Aini
Para pengunjuk rasa memegang plakat dengan gambar pemimpin yang digulingkan Aung San Suu Kyi selama protes anti-kudeta di Mandalay, Myanmar, Minggu, 21 Februari 2021. Polisi di Myanmar menembak mati beberapa pengunjuk rasa anti-kudeta dan melukai beberapa lainnya pada hari Sabtu, ketika pasukan keamanan meningkatkan tekanan pada pemberontakan rakyat melawan pengambilalihan militer.
Foto: AP
Para pengunjuk rasa memegang plakat dengan gambar pemimpin yang digulingkan Aung San Suu Kyi selama protes anti-kudeta di Mandalay, Myanmar, Minggu, 21 Februari 2021. Polisi di Myanmar menembak mati beberapa pengunjuk rasa anti-kudeta dan melukai beberapa lainnya pada hari Sabtu, ketika pasukan keamanan meningkatkan tekanan pada pemberontakan rakyat melawan pengambilalihan militer.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) Antonio Guterres pada Senin (22/2) mendesak militer Myanmar untuk menghentikan penindasan dan membebaskan ratusan orang yang ditahan sejak kudeta pada 1 Februari lalu.

Kelompok militer Myanmar tiga pekan lalu merebut kekuasaan dari pemerintahan resmi sipil negara Asia Tenggara itu.

Baca Juga

Guterres, yang berbicara kepada Dewan Hak Asasi Manusia PBB di Jenewa, mengatakan, "Kami melihat melemahnya demokrasi, penggunaan kekuatan brutal, penangkapan sewenang-wenang, penindasan dalam semua manifestasinya. Pembatasan ruang sipil. Serangan terhadap masyarakat sipil."

"Pelanggaran serius terhadap minoritas tanpa pertanggungjawaban, termasuk apa yang disebut pembersihan etnis populasi Rohingya. Daftarnya terus berlanjut," ujar Guterres, saat menyebutkan sejumlah pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di Myanmar.

"Hari ini, saya menyeru militer Myanmar untuk segera menghentikan penindasan. Bebaskan para tahanan. Akhiri kekerasan. Hormati hak asasi manusia dan kemauan rakyat yang diungkapkan dalam pemilihan baru-baru ini," kata Sekjen PBB.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement