REPUBLIKA.CO.ID,PANGKALPINANG -- Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Erzaldi Rosman Djohan segera melayangkan surat instruksi agar Pelabuhan Pangkalbalam dapat beroperasi 24 jam, guna meningkatkan ekspor untuk mendukung pemulihan ekonomi masyarakat selama pandemi COVID-19 di daerah itu.
"Beberapa kali permintaan ekpor Babel gagal, karena harga transportasi barang tidak bisa bersaing," kata Erzaldi Rosman Djohan di Pangkalpinang, Senin (22/2).
Ia mengatakan dengan beroperasi bongkar muat barang khusus peti kemas di Pelabuhan Pangkalbalam selama 24 jam, tentu dapat meningkatkan ekspor komoditas pertanian, perkebunan, kerajinan produk UMKM di tengah pendemi COVID-19.
"Saya segera layangkan surat kepada Pelindo II untuk mengoperasionalkan pelabuhan 24 jam dan kepada perusahaan bongkar muat untuk mematuhi apa yang sudah ditetapkan ini dalam rangka meningkatkan daya saing dan keluar masuk barang di Bangka Belitung," ujarnya.
General Manager PT Pelindo II Pangkal Balam, Noval Hayin menyampaikan, pihaknya membutuhkan dukungan dan pengawalan dalam penataan pelabuhan yang akan dilakukan agar sejalan dengan program pemerintah provinsi, mengingat 16 perusahaan bongkar muat di Babel belum semuanya mampu melaksanakan operasional 24 jam.
"Ini penting, penerapan jam operasional ini mengingat pelabuhan masih bergantung pada pasang surut air pada aliran Sungai Batu Rusa," katanya.
Menurut dia, upaya bertransformasi ini sudah ditindak lanjuti dengan menyusun program jam operasional. Selain dukungan dari Pemprov Babel juga butuh dukungan dari kepolisian. "Titik berat juga pada terminal peti kemas karena perlu pengemasan khusus dalam kontainer untuk ekspor komoditi asal Babel. Arus keluar masuk barang meningkat seiring arus keluar masuk kapal yang juga meningkat," katanya.