REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencatat penurunan jumlah restrukturisasi kredit dari debiturnya. Data menunjukkan, nilai restrukturisasi kredit yang disalurkan perseroan secara konsisten menurun sejak September 2020.
Direktur Manajemen Risiko BRI Agus Sudiarto mengatakan pada September 2020 senilai Rp 193,7 triliun kredit yang direstrukturisasi perseroan. Kemudian hingga akhir 2020, jumlah kredit yang direstrukturisasi mengalami penurunan sebesar Rp 7 triliun menjadi Rp 186,6 triliun yang berasal dari 2,83 juta debitur.
“Penurunan jumlah pinjaman yang direstrukturisasi menunjukkan banyak debitur BRI kondisi ekonominya mulai bangkit," ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (23/2).
Kondisi ini membuat mereka tak lagi mendapat keringanan atas pembayaran bunga dan pokok pinjaman. BRI berkomitmen melanjutkan pengelolaan restrukturisasi secara baik, dan terus mendorong agar pelaku UMKM bisa segera pulih.
Sepanjang 2020, jumlah restrukturisasi sebesar 21,2 persen dari total portofolio pembiayaan perseroan. Tercatat sebanyak 87 persen restrukturisasi kredit diberikan perseroan terhadap debitur segmen mikro dan kecil.
Tercatat sekitar 44 persen pelaku usaha mikro yang mendapat keringanan pembayaran pinjaman dan sebesar 43 persen pelaku usaha kecil meraih hal serupa. Adapun perbaikan kondisi ini diperkirakan terus berlanjut sepanjang 2021. Indeks ekspektasi BRI Micro & SME Index (BMSI) tercatat di atas 100 sebesar 105,4 pada kuartal IV 2020.
"Ini menunjukkan mayoritas pelaku UMKM masih optimis aktivitas usahanya akan semakin membaik pada kuartal satu 2021,” ucapnya.
Menurutnya peningkatan optimisme dan aktivitas bisnis UMKM secara langsung berdampak pada besaran restrukturisasi kredit yang disalurkan BRI. Tercatat per Oktober 2020 sebesar 57,9 persen pelaku UMKM yang terbantu dan mampu melunasi kewajibannya usai mendapat berbagai stimulus dari pemerintah.
“BRI membantu mereka agar segera pulih dari pandemi bahkan naik kelas melalui layanan yang serba digital, efektif, dan efisien sehingga nasabah UMKM tak perlu khawatir lagi memenuhi kebutuhan finansialnya," ucapnya.