Selasa 23 Feb 2021 10:40 WIB

Holding Pariwisata, Bagaimana Kesiapan Garuda Indonesia?

Garuda Indonesia masih menunggu peraturan pemerintah terkait holding.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolandha
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra (kanan).
Foto: MUHAMMAD IQBAL/ANTARA
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra (kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk masih terus mempersiapkan pembentukan holding pariwisata. Saat ini, meskipun Presiden Joko Widodo sudah menyetujui pembentukan holding pariwisata namun peraturan pemerintah (PP) masih digodok.

"Kita masih terus partisipasi aktif kok (dalam persiapan pembentukan holding," kata Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra kepada Republika.co.id, Selasa (23/2).

Baca Juga

Irfan menuturkan, saat ini Garuda Indonesia masih menunggu PP terkait pembentukan holding pariwisata. PP terkait holding pariwisata tersebut ditargetkan akan terbit pada tahun ini.

Meskipun begitu, Irfan menuturkan, saat ini Garuda Indonesia belum menentukan adanya penambahan rute baru untuk memaksimalkan pariwisata jika nanti holding sudah terbentuk. "Saat ini fokus ke rute-rute yang ada dulu," ujar Irfan.

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, pembentukan holding pariwisata bertujuan mendukung ekosistem pariwisata nasional. Erick menilai, pembentukan holding pariwisata juga menjadi salah satu upaya pemulihan ekonomi nasional pascapandemi.

"Holding akan melakukan penataan bandara dan rute penerbangan untuk meningkatkan konektivitas dan mendorong pertumbuhan sektor pariwisata dengan tujuan pemerataan distribusi pertumbuhan ekonomi dan perbaikan kualitas pelayanan publik," jelas Erick.

Struktur holding pariwisata dan pendukung akan dipimpin PT Survei Udara Penas. Sementara anggota holding meliputi Garuda Indonesia, Angkasa Pura (AP) I dan II, AirNav, ITDC, Sarinah, Hotel Indonesia Grup, Indonesia Tourism Development Corporation ( ITDC), dan PT Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan Ratu Boko (TWC).

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement