REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Covid-19 diketahui menyebar melalui droplet ketika batuk dan bersin dari orang yang terinfeksi. Virus dapat masuk ke tubuh melalui hidung, mulut dan juga mata. Karena alasan inilah para ahli merekomendasikan penggunaan kacamata untuk mengurangi risiko terpapar Covid-19.
Sebuah studi terbaru mengungkap bahwa orang yang berkacamata tiga kali lebih kecil kemungkinannya untuk terkena Covid-19. Menurut peneliti, orang yang memakai kacamata cenderung tidak tertular Covid-19 karena mereka lebih jarang menggosok mata.
Untuk sampai pada simpulan ini, para peneliti di India mempelajari 304 orang, berusia antara 10 hingga 80 tahun. Mereka melaporkan gejala Covid-19 ketika ditanya tentang penglihatan mereka.
Berdasarkan penelitian, 19 persen orang mengatakan bahwa mereka rutin memakai kacamata. Artinya, ini menunjukkan bahwa mereka yang memakai kacamata selama delapan jam sehari cenderung tidak tertular virus corona.
“Seseorang memiliki kebiasaan menyentuh wajah rata-rata 23 kali dalam satu jam dan menggosok mata rata-rata tiga kali per jam. Penggunaan kacamata dalam jangka panjang dapat mencegah sentuhan dan gosokan mata berulang kali," kata studi tersebut seperti dilansir dari Times Now News pada Selasa (23/2).
Sebelumnya, sebuah studi yang dilakukan tim dari The Second Affiliated Hospital of Nanchang University China juga menemukan bahwa pemakai kacamata lima kali lebih kecil kemungkinannya untuk terpapar Covid-19, dibandingkan populasi umum.
Menurut para peneliti, hal itu bisa terjadi lantaran reseptor ACE-2, yang dilekatkan virus untuk masuk dan menginfeksi sel manusia, juga dapat ditemukan di mata, selain hidung dan mulut.
"Mata dianggap sebagai saluran penting SARS-CoV-2 untuk masuk ke tubuh manusia. Jadi memakai kacamata bisa menjadi faktor pelindung, mengurangi risiko penularan virus ke mata dan menyebabkan pemakai kacamata harian jangka panjang jarang terinfeksi COVID-19," kata Tim Hospital of Nanchang menambahkan.