Selasa 23 Feb 2021 12:13 WIB

Jumlah Ulama Perempuan Masih Kurang di Indonesia

Ulama perempuan yang mengkaji Alquran dan hadist akan menghasilkan perspektif baru.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah
Jumlah Ulama Perempuan Masih Kurang di Indonesia. Ustadzah Juni Endah Sari (SDIT Mutiara Karanggede) berkesempatan mengkhatamkan hafalan Alquran, pada  acara tasmi’ hafalan Quran atau khataman 30 juz, yang dilaksanakan di mushala PPIT Al Hikmah, Karenggede, kabupaten Boyolali, Kamis (29/10) kemarin.
Foto: dok. Istimewa
Jumlah Ulama Perempuan Masih Kurang di Indonesia. Ustadzah Juni Endah Sari (SDIT Mutiara Karanggede) berkesempatan mengkhatamkan hafalan Alquran, pada  acara tasmi’ hafalan Quran atau khataman 30 juz, yang dilaksanakan di mushala PPIT Al Hikmah, Karenggede, kabupaten Boyolali, Kamis (29/10) kemarin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Prof Huzaemah T Yanggo menyampaikan jumlah ulama perempuan di Indonesia masih kurang. Untuk itu, ulama pakar fikih ini mengapresiasi Masjid Istiqlal yang akan mengkader dan melahirkan ulama-ulama perempuan pengkaji Alquran dan hadist. 

"Masih kurang (ulama perempuan), perlu banyak (ulama perempuan), kalau (ulama) laki-laki sudah banyak," kata Prof Huzaemah kepada Republika.co.id, Selasa (23/2).

Baca Juga

Ia mengatakan, tentu jumlah perempuan yang menjadi ulama masih kurang. Sebab dulu umumnya yang melanjutkan sekolah adalah laki-laki. Tapi sekarang perempuan yang melanjutkan sekolah sudah mengalami kemajuan.

Mengapa dulu perempuan tidak banyak yang melanjutkan sekolah, menurutnya, karena budaya. Budaya di masa lalu perempuan banyak yang tidak melanjutkan sekolah.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement