Selasa 23 Feb 2021 15:26 WIB

Per Akhir Januari Defisit APBN Capai Rp 45,7 Triliun

Saat ini pemerintah masih memiliki sisa lebih anggaran (SILPA) sebesar Rp 120,2 T.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Defisit APBN
Foto: Tim infografis Republika
Defisit APBN

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah mencatatkan defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) sebesar Rp 45,7 triliun per 31 Januari 2021. Adapun realisasi ini setara 0,26 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).

Per Januari 2021 pendapatan negara sebesar Rp 100,1 triliun atau tumbuh negatif 4,8 persen, bersumber dari penerimaan pajak sebesar Rp 68,5 triliun, kepabean dan cukai sebesar Rp 12,5 triliun, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp 19,1 triliun, dan hibah nol. 

Baca Juga

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan hasil ini karena APBN instrumen fiskal melakukan akselerasi pemulihan. "Mungkin pendapatan negara secara keseluruhan relatif comparable meski komposisinya berbeda karena kenaikan atau penerimaan Januari ini selain pajak Rp 68,5 triliun, cukai kita terjadi lonjakan Rp 12,5 triliun," ujarnya saat konferensi pers virtual APBN KiTa, Selasa (23/2).

Kemudian per Januari 2021 belanja negara sebesar Rp 145,8 triliun atau meningkat 4,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 139,9 triliun. Adapun belanja negara terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp 94,7 triliun atau naik 32,4 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 71,5 triliun dan transfer ke daerah sebesar Rp 50,3 triliun serta dana desa sebesar Rp 800 miliar.

“Belanjanya semua positif growth dibandingkan Januari tahun lalu. Daya dorong dari belanja pada Januari termasuk belanja kementerian/lembaga yang melonjak Rp 48 triliun dibandingkan tahun lalu hanya Rp 30,9 triliun atau naik 55,6 persen,” jelasnya.

Sri Mulyani menyebut saat ini pemerintah masih memiliki sisa lebih anggaran (SILPA) sebesar Rp 120,2 triliun. Dari sisi lain, pembiayaan anggaran telah mencapai Rp165,9 triliun atau 16,5 persen dari target dalam APBN 2021 sebesar Rp 1.006,4 triliun. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement