Selasa 23 Feb 2021 17:07 WIB

5 Fakta Terkait dengan Abu Hurairah RA, Sahabat Nabi SAW

Terdapat sejumlah fakta terkait Abu Hurairah sahabat Nabi Muhammad SAW

Rep: Rossi Handayani/ Red: Nashih Nashrullah
Terdapat sejumlah fakta terkait Abu Hurairah sahabat Nabi Muhammad SAW. Ilustrasi Sahabat Nabi
Foto: MgIt03
Terdapat sejumlah fakta terkait Abu Hurairah sahabat Nabi Muhammad SAW. Ilustrasi Sahabat Nabi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Abu Hurairah RA merupakan salah satu sahabat Rasulullah Muhammad ﷺ, yang mempunyai kedudukan khusus. Tidak hanya karena kedekatannya dengan Rasulullah SAW, tetapi keistimewaan ilmu yang dimilikinya. 

Tak heran jika dia juga terkenal seringnya meriwayatkan hadits. Dia menjadi sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits. Berikut ini sejumlah fakta terkait Abu Hurairah sebagaimana dikutip Republika.co.id dari laman Mawdoo3 pada Selasa (23/2):

Baca Juga

1. Abu Hurairah dikenal sebagai 'Pemelihara Islam', karena sering menghafalkan hadits kenabian yang mulia. Dia dianggap sebagai sumber yang dapat diandalkan untuk menyebarkan hadits kenabian, di mana saat ini banyak beredar hadits yang lemah.

2. Nama lengkapnya adalah Abdurrahman bin Shakhr Al-Azdi, berasal dari suku Ad Daus. Pada masa jahiliyah, namanya Abdus Syams. Dia dipanggil Abu Hurairah karena kecintaannya terhadap anak kucing. Dia masuk islam pada tahun ke tujuh hijriah lewat sahabat Tufail bin Amru Ad Dausi.

3. Dia dikenal luas sebagai perawi hadits. Riwayat haditsnya sudah banyak disaksikan secara luas. 

4. Abu Hurairah RA senantiasa ikut berjihad bersama dengan Rasulullah ﷺ. Dia juga ikut berjuang dalam Perang Mu’tah.

5. Abu Hurairah wafat pada usia ke-78 tahun pada 57 Hijriyah. Dia meninggal setelah berjuang melawan penyakit. Kemudian dia dimakamkan di pemakaman Al-Baqi.    

 Sumber: Mawdoo3

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement