REPUBLIKA.CO.ID, LIVERPOOL -- Pengamat sepak bola Inggris, Jamie Carragher menunjuk manajer Everton, Carlo Ancelotti sebagai man of the match laga Everton kontra Liverpool. Skor 2-0 untuk kemenangan Everton tercipta di Stadion Anfield, Liverpool, Ahad (21/2).
Ancelotti menutup statistik buruk Everton dengan menang di Stadion Anfield sejak 1999 silam. Hasil tersebut pun membawa Everton memiliki poin yang sama dengan tuan rumah meski masih selisih gol.
Carragher menyebut kunci kesuksesan Everton ada pada Ancelotti. Menurutnya, dia akan memberikan label man of the match bukan pada pemain Everton, tapi untung sang manajer.
"Jadi mungkin ada tiga atau empat pemain Everton yang bisa kalian berikan. Tapi saya menonton pertandingan itu lagi kemarin dan man of the match Everton adalah manajernya," kata Carragher dilansir dari laman Liverpool Echo, Selasa (23/2).
Menurutnya, Carragher bukan hanya membuat klub senang karena berhasil naik ke papan atas klasemen. Tapi juga membahagiakan para penggemar Everton dengan menang di Stadion Anfield.
"Jadi menang di Anfield adalah hal yang sangat besar untuk Everton dan mereka merayakannya gila-gilaan," kata Carragher.
Sebelum kemenangan tersebut, Everton hanya memenangkan enam dari 58 pertemuannya di liga melawan Liverpool di Stadion Anfield. Sisanya adalah 30 kali kekalahan dan 22 hasil seri.
"Enam kemenangan dalam 58 laga, itulah mengapa itu sangat besar, apa yang terjadi saat itu," kata Carragher.
Pujian Carragher untuk Ancelotti tidak berhenti di sana. Carragher mengakui Ancelotti dapat menghilangkan emosi permainan dari sudut pandang Everton.
"Saya akan memberi tahu alasannya, menurut pengalaman saya, rekor itu begitu buruk, bahkan di Goodison dalam 20 tahun terakhir, adalah Everton tidak pernah memenangkan derby dengan benar secara emosional," kata Carragher.
Tak jarang Everton siap untuk kehilangan pemain karena diusir wasit. Bahkan seringkali tim ketakutan untuk menghadapi derby Merseyside di Stadioni Anfield.
"Ketika tim itu masuk, Evertonians bersiap-siap untuk pertandingan, mereka bersiap tim tanpa Calvert Lewin dan Allan. Tapi ternyata keduanya kembali dari cedera hamstring dan itu keputusan yang tepat," kata Carragher.
Carragher sempat mendapatkan cerita dari mantan pelatih Everton, Roberto Martinez yang merasa tekanan berbeda ketika melawan Liverpool di Stadion Anfield. Termasuk saat memainkan Gareth Barry yang tidak fit seratus persen dan berakhir dengan cedera.
"Mereka kalah dalam pertandingan dan Barry kehilngan semifinal Piala FA. Martinez selalu melihat hal itu sebagai penyesalan yang besar," kata Carragher.