Selasa 23 Feb 2021 20:49 WIB

BMKG Deteksi Bibit Siklon Berpotensi Sebabkan Cuaca Ekstrem

Bibit siklon mengarah mendekati wilayah laut di selatan Jawa Timur.

Red: Andri Saubani
Awan menggelanyut di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Sabtu (20/2/2021). Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat sebanyak 328 zona musim atau 96 persen dari 342 zona musim di Indonesia telah memasuki musim hujan yang puncaknya terjadi pada Januari-Februari 2021.
Foto: ANTARA/Arnas Padda
Awan menggelanyut di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Sabtu (20/2/2021). Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat sebanyak 328 zona musim atau 96 persen dari 342 zona musim di Indonesia telah memasuki musim hujan yang puncaknya terjadi pada Januari-Februari 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mendeteksi adanya pusat tekanan rendah atau dikenal sebagai potensi bibit siklon di sekitar selatan Nusa Tenggara Timur (NTT) sejak dua hari terakhir. Bibit siklon itu potensial berkembang menjadi siklon tropis.

"Bibit siklon tersebut diprediksi masih bertahan dan menunjukkan pergerakan ke arah barat mendekati wilayah laut di selatan Jawa Timur dengan potensi intensitas yang menguat hingga dua hari mendatang," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto di Jakarta, Selasa (23/2).

Baca Juga

Keberadaan pusat tekanan rendah (low pressure area/LPA) tersebut cukup signifikan berdampak pembentukan pola konvergensi dan belokan angin di wilayah Sumatera Selatan-Jawa-Nusa Tenggara dan secara tidak langsung dapat berdampak pada pembentukan potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang. Selain itu dapat menimbulkan potensi angin kencang di wilayah perairan dan potensi gelombang tinggi di wilayah laut bagian selatan Jawa hingga Nusa Tenggara.

Kondisi dinamika atmosfer tersebut secara umum cukup signifikan berpengaruh terhadap potensi hujan lebat dan cuaca ekstrem di sebagian besar wilayah Jawa mulai 23 Februari 2021. Sedangkan untuk wilayah Jabodetabek, potensi cuaca ekstrem berdampak signifikan diprediksi dapat terjadi pada 24-27 Februari 2021.

Potensi hujan di wilayah Jabodetabek pada 24-27 Februari perlu diwaspadai terutama pada malam atau dini hari menjelang pagi dengan potensi distribusi hujan dapat terjadi secara merata. Sementara, sepekan ke depan cuaca ekstrem dan curah hujan intensitas lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang diprakirakan berpotensi terjadi di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat.

Selain itu Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggraa Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Maluku, Papua Barat dan Papua.Berdasarkan prakiraan cuaca berbasis dampak (IBF) untuk dampak banjir/banjir bandang, selama dua hari ke depan ( 23-24 Februari) Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Selatan berstatus siaga.

photo
Hujan di Jakarta - (republika/mgrol100)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement