REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Uni Eropa harus kembali menghadapi penundaan dalam pengiriman vaksin untuk mencegah infeksi virus corona jenis baru (Covid-19) dari AstraZeneca. Sebelumnya, dilaporkan perusahaan itu telah memberitahu bahwa setengah dari dosis vaksin akan diberikan dan disuplai pada kuartal kedua tahun ini.
AstraZeneca mengatakan hanya dapat mengirim setengah dari vaksin Covid-19 yang pembeliannya telah disepakati untuk kuartal kedua. Perusahaan yang bekerja sama dengan Universitas Oxford dalam mengembangkan vaksinasi ini sebelumnya juga mengalami kekurangan di quartal pertama.
Dilansir DW, pengiriman vaksin Covid-19 untuk kuartal kedua diturunkan dari 180 juta menjadi 90 juta dosis. Itu terjadi beberapa pekan setelah AstraZeneca mengumumkan pemotongan drastis dalam jumlah vaksin yang akan disuplai ke blok tersebut pada kuartal pertama.
Kekurangan tersebut dapat menghambat rencana Uni Eropa untuk memenuhi tujuan dalam memvaksinasi setidaknya 70 persen orang dewasa di negara-negara anggota pada akhir musim panas atau Agustus mendatang. Seorang juru bicada AstraZeneca mengatakan bahwa revisi jadwal pengiriman dapat terus dilakukan dan konfirmand diberikan setiap pekan.
“Kami bekerja sangat keras untuk meningkatkan rantai pasokan vaksin di Uni Eropa dan juga memanfaatkan rantai pasukan global. Kami berharap akan dapat membawa pengiriman lebih dekat dengan kesepakatan dalam kontrak pembelian,” ujar AstraZeneca dalam sebuah pernyataan.
Baca juga : Max Sopacua Dorong Kongres Luar Biasa Partai Demokrat