REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Sekretaris Jenderal Liga Muslim Dunia (MWL), Mohammed bin Abdul Karim Al-Issa, mengatakan bahwa wanita Muslim selalu menikmati posisi penting sejak awal Islam. Menurutnya, setiap pelanggaran atas hak-hak kaum hawa bertentangan dengan ajaran dasar agama.
Dilansir di Arab News, Rabu (24/2), hal itu diungkapkan Al-Issa di seminar online yang diselenggarakan oleh the Los Angeles World Affairs Council and Town Hall pada Selasa (23/2). Pada kesempatan itu, Al-Issa menekankan pentingnya melawan ide-ide yang keliru tentang perempuan yang disebarkan oleh elemen ekstremis.
Dia lantas mengatakan, perjuangan bersenjata melawan terorisme dan ideologi yang menyimpang saja tidak cukup. Karena itu, Al-Issa menekankan perlunya memerangi narasi ekstremis menggunakan sarana intelektual untuk membasminya dari dunia.
Dia juga menekankan perlunya mempromosikan dialog antara Timur dan Barat untuk menjembatani kesenjangan antara komunitas, budaya dan peradaban yang berbeda. Kepala MWL ini menyoroti kurangnya kepercayaan antara komunitas yang berbeda atas kekerasan yang terjadi.
Al-Issa menjelaskan konsep Islam tentang moderasi dan pentingnya mempromosikan perdamaian dan kerukunan global. Dalam hal ini, ia menyoroti upaya MWL dalam menjalin hubungan dengan beberapa organisasi keagamaan di seluruh dunia untuk menyebarkan pesan perdamaian dan koeksistensi.
Sementara itu, presiden Dewan Urusan Dunia, Kim McCleary Blue, memuji upaya MWL dalam mempromosikan budaya dialog dan kerja sama antara pengikut agama dan budaya yang berbeda.