REPUBLIKA.CO.ID, BUDAPEST -- Borussia Monchengladbach menjamu Manchester City pada leg pertama babak 16 besar Liga Champions di tempat netral. Laga tersebut berlangsung di di Puskas Arena, Budapest, Kamis (25/2) dini hari WIB.
Hal itu dampak dari aturan pemerintah Jerman yang melarang pelancong asal Inggris, untuk alasan apa pun. UEFA lantas memilih sebuah arena di Hungaria jadi venue pertandingan.
Demi mencegah penularan covid-19, keputusan UEFA jadi langkah solutif. Namun dari segi emosi di internal Gladbach, jelas ada perbedaan.
Jika harus memilih, mereka ingin tampil di rumah sendiri. Di Borussia-Park.
"Jelas sulit untuk menciptakan suasana kandang di stadion asing. Kami bermain di stadion, yang belum kami ketahui," kata pelatih Die-Fohlen, Marco Rose, dikutip dari laman resmi klubnya, Rabu (24/2).
Kendati demikian, ia tak ingin menyalahkan keadaan. Ia ingin fokus ke teknis pertandingan nantinya.
Rose menegaskan, pasukannya tampil tanpa beban. Pasalnya tim yang mereka hadapi adalah Man City.
Sebuah klub yang dalam sedekade terakhir, konsisten menonjol di level tertinggi. Namun bukan berarti para personel Gladbach tidak memiliki target yang jelas.
"Besok, para pemain harus menikmati pertandingan. Itu bagian dari kesempatan ini. Tapi mereka juga harus menunjukkan apa yang bisa mereka lakukan," ujar Rose.
Terpenting menurutnya, segenap jugador Die Fohlen harus bisa bertahan dengan baik. Kemudian bermain dengan penuh keberanian.
Tim yang mereka hadapi gemar menguasai bola. Fokus Gladbach bagaimana membuat penguasaan bola City, tidak selancar biasanya.
Selama babak penyisihan, wakil Jerman ini berpengalaman menghadapi sejumlah elit benua biru. Oscar Wendt dan rekan-rekan bersaing dengan Real Madrid, Inter Milan, dan Shakhtar Donetsk.
Itu menjadi modal berharga saat bertemu City. Hanya saja, pasukan biru langit sedang bagus-bagusnya.
Skuad polesan Pep Guardiola baru saja mengoleksi 18 kemenangan beruntun di berbagai kompetisi. Sinyal bahaya untuk pertahanan the Colts.