REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak menanggapi pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, yang menimbulkan antrean panjang hingga terjadi penumpukan warga, Selasa (23/2). Gilbert menilai, kondisi itu terjadi karena lokasi pemberian vaksin tidak merata. Akibatnya, muncul antrean di titik tertentu, seperti Pasar Tanah Abang.
"Menumpuknya penerima vaksin di beberapa titik, sementara di tempat lain tidak. Beban ini sejak awal seharusnya sudah diperkirakan, dan dirancang agar merata," kata Gilbert saat dihubungi, Rabu (24/2).
Anggota Fraksi PDIP itu pun meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI untuk segera membenahi alur pelaksanaan pemberian vaksin covid-19. Sebab, ia menilai, kerumunan penerima vaksin itu justru berpotensi menimbulkan terjadi penularan virus corona. Terutama bagi warga lanjut usia yang turut menjadi sasaran vaksinasi tahap kedua ini.
"Dampak yang terjadi adalah kemungkinan tertular karena membludak di tempat tertentu, dan kurang manusiawi karena lansia ikut dalam program vaksinasi ini," jelas dia.
Di sisi lain, Gilbert menuturkan, perlu ada perbaikan data terhadap calon penerima vaksin. Sebab, menurut dia, masih banyak masyarakat umum yang datang untuk mendapat suntikan vaksin, padahal tidak termasuk dalam prioritas vaksinasi tahap kedua.
"Termasuk pemilik kios yang disewakan, bukan pedagang, tetapi pemilik yang ikut terdaftar. Kondisi ini akan membuat data cakupan vaksinasi tidak akurat dan tidak sesuai sasaran," ujarnya.
Sebelumnya, kegiatan vaksinasi massal di Lantai 8 dan 12 Blok A Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, dihentikan di hari keenam. Penghentian kegiatan vaksinasi ini akibat terjadi kerumunan pedagang yang ingin divaksin.
Kapolsek Metro Tanah Abang Kompol Singgih Hermawan mengatakan, awalnya pedagang yang mengantre baik di lantai 8 maupun di lantai 12 masih tertib, namun lambat laun antrean memanjang dan berdesak-desakan sehingga menimbulkan kerumunan tak berjarak.
"Banyak pedagang datang tidak sesuai jadwal dan menyebabkan antrean tidak sesuai protokol kesehatan. Awalnya kami imbau jaga jarak. Tapi diimbau juga tetap tidak menjaga jarak," ujar Singgih saat ditemui di Lantai8 Blok A Pasar Tanah Abang, Selasa (23/2).
Akhirnya polisi koordinasi dengan Dinas Kesehatan dan diputuskan dihentikan. "Akhirnya kami bubarkan pedagang," katanya.
Dihentikannya kegiatan vaksinasi di Blok A Pasar Tanah Abang itu imbas dari para pedagang yang sudah tidak dapat mengikuti arahan petugas terkait penerapan protokol kesehatan. "Para tenaga kesehatan sudah pulang, sudah sepakat dihentikan. Ini karena para pedagang tidak teratur lagi," ujar Singgih.