REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lulusan pondok pesantren kini tidak hanya berkesempatan kuliah di perguruan-perguruan tinggi Islam yang berada di Madinah, Sudan, Mesir dan lainnya, tapi juga berkesempatan melanjutkan studi di kampus-kampus umum seperti di Jerman dan negara eropa lainnya.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Dr. Ing. Agus Aulia, M. Sc, Direktur Lembaga Alumni Eropa, di hadapan ribuan santri pesantren tahfizh Daarul Qur’an, Tangerang, saat menandatangi kerjasama pendidikan dengan ustad Ahmad Jamil, pimpinan Daarul Qur’an Direktorat Pendidikan di Masjid An-Nabawi, Selasa (23/2).
Dr Agus mengatakan saat ini ada alumni Pesantren Daqu yang tengah mengambil jurusan biomedical yang diantaranya akan belajar mengenai transplantasi sel dan jaringan tubuh.
“Ilmu tersebut saat ini belum tersedia profesinya di Indonesia, maka dari itu kemungkinan besar santri ini akan berkiprah di dunia internasional” ujar Dr Agus, “Ini sumbangan Daqu untuk dunia. Bisa mengambil ilmu di sana, mengembangkan dan membawa nama baik Daqu,'dalam siaran persnya, Rabu (24/2).
Sementara itu ustad Jamil dalam sambutannya menceritakan dengan adanya kerjasama ini maka peluang para santri untuk melanjutkan studi di Eropa terbuka besar dan memang berpeluang besar. Selain itu beliau berpesan agar para santri nantinya tidak hanya bertanggung jawab akan ilmunya tetapi juga terhadap keislaman di sana.
“Di setiap bumi berpijak, kalian bertanggung jawab terhadap keislaman di sana,” ujar ustad Jamil.
Dr Agus menjelaskan para pelajar yang merupakan lulusan pondok pesantren biasanya akan memiliki kendala di awal utamanya bahasa. Maka kerjasama ini juga meliputi pendampingan sebelum para santri belajar di Eropa.