Kamis 25 Feb 2021 06:11 WIB

Genose di Penerbangan Diharapkan Dongkrak Penumpang

Tahun ini strategi untuk menghadapai masa pandemi sangat berbeda dibandingkan 2020.

Rep: rahayu subekti/ Red: Hiru Muhammad
Tenaga kesehatan melakukan pengujian Covid-19 dengan GeNose C19 di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM, Yogyakarta, Selasa (23/2). Setiap hari sekitar 50 warga memanfaatkan layanan tes Covid-19 ini. Biaya yang dibebankan sebesar Rp 25 ribu hingga Rp 40 ribu untuk sekali pengujian. Namun, layanan ini hanya dibuka hingga pukul 12.00 WIB.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Tenaga kesehatan melakukan pengujian Covid-19 dengan GeNose C19 di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM, Yogyakarta, Selasa (23/2). Setiap hari sekitar 50 warga memanfaatkan layanan tes Covid-19 ini. Biaya yang dibebankan sebesar Rp 25 ribu hingga Rp 40 ribu untuk sekali pengujian. Namun, layanan ini hanya dibuka hingga pukul 12.00 WIB.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Maskapai Garuda Indonesia mengharapkan rencana penerapan alat screnning Covid-19 yakni Genose dapat memberikan dampak yang positif. Khususnya dalam mendongkrak jumlah penumpang pesawat yang terdampak semenjak pandemi melanda Indonesia. 

“Kabar dari Kementerian Perhubungan, 1 April 2021 digunakan Genose menggantikan rapid test antigen, kita harapkan memudahkan penumpang,” kata Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra, Rabu (24/2). 

Sebab, Irfan mengakui pada tahun ini strategi untuk menghadapai masa pandemi sangat berbeda dibandingkan 2020. Dia menuturkan, untuk menuju pemulihan pada tahun ini harus melalui kesabaran. 

Dia menegaskan, semua pihak harus percaya dengan adanya vaksinasi maka akan meningkatkan kepercayaan diri publik yang terus meningkat. Dengan adanya aturan rapid test atigen yang saat ini masih berlaku untuk penumpang pesawat, Irfan menilai menjadi salah satu faktor penurunan penumpang.