REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kekayaan identik dengan kelebihan finansial, punya banyak materi dan tidak membutuhkan orang lain.
Salah satu sifat Allah SWT, yaitu Al-Ghani (Yang Mahakaya), menunjukkan bahwa Dia tidak membutuhkan apapun dari ciptaan-Nya.
Lantas, apakah makna kekayaan manusia itu sama dengan kekayaan Allah SWT? Apakah ada perbedaan pada keduanya?
Imam Az-Zujaji menjelaskan, orang kaya menurut orang Arab adalah orang yang tidak membutuhkan orang lain. Demikian pula Allah SWT yang tidak membutuhkan siapapun.
Ibnu Al-Atsiir juga menyampaikan, orang kaya adalah yang tidak membutuhkan siapapun dalam hal apapun. Maka, ini adalah kekayaan mutlak yang hanya dimiliki Allah SWT.
هَا أَنْتُمْ هَٰؤُلَاءِ تُدْعَوْنَ لِتُنْفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَمِنْكُمْ مَنْ يَبْخَلُ ۖ وَمَنْ يَبْخَلْ فَإِنَّمَا يَبْخَلُ عَنْ نَفْسِهِ ۚ وَاللَّهُ الْغَنِيُّ وَأَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ ۚ وَإِنْ تَتَوَلَّوْا يَسْتَبْدِلْ قَوْمًا غَيْرَكُمْ ثُمَّ لَا يَكُونُوا أَمْثَالَكُمْ
"Ingatlah, kamu adalah orang-orang yang diajak untuk menginfakkan (hartamu) di jalan Allah. Lalu di antara kamu ada orang yang kikir, dan barangsiapa kikir maka sesungguhnya dia kikir terhadap dirinya sendiri. Dan Allah-lah Yang Mahakaya dan kamulah yang membutuhkan (karunia-Nya). Dan jika kamu berpaling (dari jalan yang benar) Dia akan menggantikan (kamu) dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan (durhaka) seperti kamu (ini).” (QS Muhammad: 38)
Kekayaan Allah SWT adalah kekayaan seutuhnya dan mutlak yaitu serbakecukupan dan tidak membutuhkan sesuatu. Sementara kekayaan manusia bersifat relatif dan tidak mutlak.
Sebagian dari manusia mungkin merasa tidak membutuhkan orang lain, meski sebetulnya tetap saja dia butuh. Pada intinya adalah, kekayaan hamba dinodai kekurangannya. Dan kekayaan Allah SWT adalah kekayaan sejati dari segalanya. Allah SWT berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّهِ ۖ وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ "Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah, dan Allah Dialah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji." (QS Fathir: 15).
Sumber: islamweb