REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku difitnah bahwa dirinya yang mendanai aksi pada 2 Desember 2016 (Aksi 212). Laporan tersebut lalu disampaikan kepada Presiden Joko Widodo saat itu.
"Ada laporan, baik yang secara serius disampaikan kepada Presiden Jokowi, maupun yang tidak yang mengatakan bahwa SBY lah yang menunggangi dan juga mendanai Aksi 212 itu," ujar SBY lewat keterangan video yang dirilisnya, Rabu (24/2).
Ia mengungkapkan, orang yang melaporkan hal tersebut merupakan petinggi berbintang empat. SBY pun langsung mengonfirmasi hal tersebut dan dibenarkan oleh wakil presiden saat itu, Jusuf Kalla, dan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto.
"Konon yang melaporkan kepada Presiden Jokowi adalah petinggi berbintang empat," ujar SBY.
Ditegaskannya bahwa laporan kepada Jokowi itu adalah fitnah. SBY mengaku, siap bertemu dengan sosok tersebut yang telah melaporkan informasi yang tidak benar tersebut.
"Saya bersedia bersumpah di hadapan Allah SWT. Kalau perlu, di depan publik agar rakyat tahu siapa yang berdusta dan agar kebenaran segera terkuak," ujar SBY.
Baca juga : Pejabat PPK Kemensos Terima Suap di Hotel dan Tempat Karaoke
Ia pernah meminta agar fitnah tersebut dibersihkan agar nama baik dirinya dan Demokrat kembali bersih. Namun, SBY menyebut, permintaannya itu tak dipenuhi oleh pihak-pihak yang terkait.
"Saya kira, tindakan cepat terhadap siapa pun yang memfitnah pejabat pemerintahan, prosesnya juga akan sama cepatnya jika yang difitnah bukan pejabat negara, misalnya, orang seperti saya atau siapapun yang juga menjadi korban fitnah," ujar SBY.