Kamis 25 Feb 2021 07:15 WIB

Joe Biden akan Jalin Pembicaraan Perdana dengan Raja Salman

Salah satu topik yang dibahas adalah perihal pembunuhan Khashoggi.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
 Presiden Joe Biden
Foto: AP/Evan Vucci
Presiden Joe Biden

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan segera menghubungi dan menjalin pembicaraan dengan Raja Arab Saudi Salman Abdulaziz Al-Saud. Namun Gedung Putih belum dapat memastikan kapan dialog perdana itu bakal berlangsung.

“Kami berharap itu segera terjadi. Kami masih dalam proses penjadwalan kapan itu akan terjadi," kata Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki pada Rabu (24/2), dikutip laman Al Arabiya.

Psaki belum dapat menerangkan secara spesifik apa saja yang bakal dibicarakan Biden dengan Raja Salman. "Mereka akan membahas berbagai topik," katanya.

Meskipun pemerintahan Biden mengambil pendekatan yang kurang akrab terhadap Riyadh daripada pemerintahan AS sebelumnya, Psaki sempat menyebut 'hubungan panjang' Washington dengan Saudi. "Ada area yang akan kami kerjakan dengan Kerajaan Arab Saudi, termasuk memastikan bahwa mereka memiliki perlindungan yang mereka butuhkan untuk menghadapi ancaman yang mereka hadapi," ucapnya.

Sebelumnya situs berita Axios melaporkan bahwa salah satu topik yang bakal dibahas Biden dengan Raja Salman adalah perihal pembunuhan jurnalis Washington Post, Jamal Khashoggi. Telah beredar dugaan bahwa Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman adalah otak di balik pembunuhan tersebut.

Dalam dua tahun terakhir, Biden kerap menyorot dan mengkritik kebijakan Saudi di kawasan, terutama terkait konflik Yaman. Dia menyebut Saudi telah membunuh anak-anak dan orang-orang tak berdosa di negara yang dilanda krisis kemanusiaan terburuk di dunia tersebut.

Selama masa kampanye pilpres lalu, Biden berjanji akan mengubah pola hubungan AS dengan Saudi. "Di bawah pemerintahan Biden-(Kamala) Harris, kami akan menilai kembali hubungan kami dengan Kerajaan (Arab Saudi), mengakhiri dukungan AS untuk perang Arab Saudi di Yaman, dan memastikan Amerika tidak memeriksa nilainya di pintu untuk menjual senjata atau membeli minyak," kata Biden pada Oktober lalu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement