REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Pihak berwenang Thailand sedang mempersiapkan rencana untuk membuka kembali sektor pariwisata, dengan meringankan pembatasan bagi pelancong yang telah mendapatkan suntikan vaksin Covid-19. Gubernur Otoritas Pariwisata Thailand (TAT) Yuyhasak Supasorn mengatakan, para turis yang telah divaksinasi tetap wajib menjalani karantina mandiri selama tiga hari.
"Kami harus bergerak cepat karena kami ingin mulai menyambut wisatawan pada kuartal ketiga," ujar Yuthasak.
Yuthasak mengatakan, vaksinasi Covid-19 menjadi pertimbangan untuk mempersingkat karantina wajib bagi pendatang dari dua minggu menjadi tiga hari. Kementerian Pariwisata telah meminta 100 ribu dosis vaksin Covid-19 untuk pekerja pariwisata di Chon Buri, Krabi, Phang Nga, Chiang Mai, dan Phuket.
TAT berencana mulai menjual paket wisata setelah April. Menteri Pariwisata Phipat Ratchakitprakarn mengatakan, Chon Buri, Krabi, Phang Nga, Chiang Mai dan Phuket mulai bulan depan akan menyelenggarakan program karantina area hotel yang menawarkan 5.000 hingga 6.000 kamar. Melalui program itu, para pengunjung dapat dapat berpindah-pindah di dalam halaman hotel sehingga mereka tidak hanya terkurung di dalam kamar.
Peluncuran vaksin global telah memberikan harapan bagi industri pariwisata Thailand yang terpukul akibat pandemi virus korona. Sektor pariwisata menyumbang sekitar 11 persen dari ekonomi Thailand.
Pada 2019, Thailand menerima sekitar 40 juta turis asing dan menerima pendapatan sekitar 1,91 triliun baht atau 63,60 miliar dolar AS. Sementara pada 2020, Thailand hanya menerima 6,7 juta pengunjung dengan pendapatan 332 miliar baht.
"Tahun ini, kami mengharapkan sekitar lima juta pengunjung, tetapi tahun depan seharusnya melonjak karena vaksin itu akan membantu, mungkin 15 juta," kata Phiphat.
Phipat berharap sebanyak 30 juta turis akan datang ke Thailand pada 2023. Thailand telah menerima 200 ribu dosis vaksin Covid-19 pertama pada Rabu (24/2) lalu.