Kamis 25 Feb 2021 09:01 WIB

Penanganan Banjir di Wilayah Sungai Harus Sistemik

Pemerintah akan melanjutkan penyelesaian pembangunan tanggul di hilir Sungai Citarum.

Presiden Joko Widodo (keempat kanan) didampingi Menteri PUPR Basoeki Hadimoeljono (kanan), Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (ketiga kanan) dan Bupati Bekasi Eka Supria Atmaja (kedua kanan) meninjau lokasi jebolnya tanggul Sungai Citarum di Pebayuran, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu (24/2/2021). Akibat jebolnya tanggul Sungai Citarum tersebut menyebabkan banjir di 134 titik lokasi pada 19 kecamatan di Kabupaten Bekasi dan sebanyak 27.928 kepala keluarga terdampak banjir.
Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A
Presiden Joko Widodo (keempat kanan) didampingi Menteri PUPR Basoeki Hadimoeljono (kanan), Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (ketiga kanan) dan Bupati Bekasi Eka Supria Atmaja (kedua kanan) meninjau lokasi jebolnya tanggul Sungai Citarum di Pebayuran, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu (24/2/2021). Akibat jebolnya tanggul Sungai Citarum tersebut menyebabkan banjir di 134 titik lokasi pada 19 kecamatan di Kabupaten Bekasi dan sebanyak 27.928 kepala keluarga terdampak banjir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menilai penanganan banjir di suatu wilayah sungai harus dikerjakan secara sistemik dari hulu sampai ke hilir."Penanganan banjir di suatu wilayah sungai tidak bisa dilakukan secara parsial lokasi per lokasi, tetapi harus dikerjakan secara sistemik dari hulu sampai ke hilir," ujar Menteri Basuki dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (25/2).

Menurut Menteri PUPR, untuk hulu Sungai Citarum sudah ditangani dengan selesainya Terowongan Nanjung dan Sudetan Cisangkuy, lalu akan dilanjutkan dengan pembangunan lima polder di Citarum Hulu. Menteri Basuki sendiri mencontohkan misalnya di wilayah Dayeuh Kolot dampak banjir sudah menurun signifikan. Untuk tahap selanjutnya Menteri PUPR mengatakan telah menyampaikan kepada Gubernur Jawa Barat dan para Bupati untuk memulai penanganan Citarum Hilir, yakni dengan pembangunan Bendungan Cibeet dan Cijuray di Kabupaten Bogor.

"Di Citarum Hilir ini terdapat Sungai Cibeet, kemarin saat hujan kontribusi alirannya 900 meter kubik/ detik dan bertemu dengan Sungai Citarum yang debitnya 400 meter kubik/detik sehingga total debit di hilir ini mencapai 1.300 meter kubik/detik. Sedangkan daya tampungnya hanya 1.100 meter kubik/ detik, sehingga sungai meluap," katanya.

Selain itu, Menteri Basuki juga mengatakan akan melanjutkan penyelesaian pembangunan tanggul di hilir Sungai Citarum. Tanggulnya sendiri dari Bendung Curug sampai ke Muara panjangnya 150 km yang terbangun baru 20 km karena melintasi kawasan permukiman, ini juga akan kita perkuat. Sebelumnya Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau PUPR Basuki Hadimuljono menyebut penanganan banjir harus dilakukan secara menyeluruh lewat kegiatan multisektoral, tidak hanya bersifat teknikal.

Penanganan banjir harus dilakukan secara menyeluruh melalui kegiatan multisektoral, yang melibatkan seluruh pemilik kepentingan dengan visi bersama untuk menyelesaikan masalah secara berkelanjutan. Menurut Menteri PUPR, penanganan banjir secara teknikal memang penting dan perlu, namun memiliki keterbatasan dan tidak dapat menyelesaikan masalah secara jangka panjang.

Baca juga : Jimly: Orient tak Bisa Dilantik Jadi Bupati karena WNA

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement