REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para peneliti menyarankan masyarakat menghindari konsumsi alkohol. Pasalnya minuman tersebut bisa merusak imunitas tubuh. Padahal di tengah pandemi Covid-19, tubuh sangat memerlukan imunitas.
Sayangnya, bagi sebagian orang, konsumsi alkohol menjadi pelampiasan dari depresi yang mereka rasakan akibat pandemi Covid-19. Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Jurnal Asosiasi Medis Amerika, orang dewasa mengonsumsi alkohol 14 persen lebih banyak pada 2020 dibandingkan yang mereka lakukan pada 2019.
Pada kelompok wanita, terjadi peningkatan konsumsi alkohol sebesar 41 persen dari 2019 hingga 2020. Peningkatan konsumsi alkohol selama pandemi telah dicatat tidak hanya dalam penelitian orang dewasa di Amerika Serikat tetapi juga dalam penelitian dari Eropa dan Australia.
"Masyarakat harus berhati-hati untuk mengonsumsi alkohol sebab (minuman tersebut) sangat traumatis bagi sistem kekebalan tubuh. Minum alkohol dalam jumlah besar pada satu waktu benar-benar menekan sistem kekebalan," kata Profesor Biologi Molekuler dan Biokimia sekaligus Direktur Pusat Penelitian Virus di Universitas California, Irvine, dikutip dari laman veryweelhealth.com, Rabu (25/2).
Dia melanjutkan asupan alkohol yang tinggi, baik konsumsi alkohol berlebihan dalam waktu lama atau pesta minuman keras, terbukti hampir menggandakan risiko sindrom gangguan pernapasan akut, komplikasi Covid-19 yang membuat sulit bernapas. Efek alkohol pada membran sel dan metabolisme adalah penjelasan yang mungkin untuk peningkatan risiko, tetapi begitu juga dengan kemampuan alkohol untuk mengganggu pematangan makrofag.
Makrofag adalah sel darah putih yang diproduksi oleh sistem kekebalan yang melahap virus dan bahan asing lainnya yang mereka temui di dalam tubuh. Saat makrofag terganggu seperti oleh konsumsi alkohol yang berlebihan, garis pertahanan pertama tubuh Anda terhadap infeksi terpengaruh.
Irvine mengatakan alkohol memprogram ulang sel kekebalan untuk membuat banyak mediator inflamasi dan membuat banyak sitokin. "Tapi kemudian sistem kekebalan tidak dapat membersihkan patogen atau mengaktifkan sel kekebalan lain untuk melakukan tugasnya," kata dia.
Irvine menyebut, pada umumnya konsumsi alkohol kronis memengaruhi hati tetapi perubahan yang sangat besar ternyata terjadi di paru-paru akibat minum alkohol. Sama dengan orang yang terkena virus Covid-19.
"Silia di paru-paru yang terus bergerak untuk membersihkan kotoran tidak berdenyut dengan baik saat ada konsumsi alkohol kronis. Sehingga peminum kronis tidak dapat membersihkan paru-paru mereka," ujarnya.
Jika saat ini Anda minum alkohol secara berlebihan, sebaiknya kurangi lebih cepat. Sebab, kata Irvine, meskipun Anda berhenti minum alkohol, namun 'luka imunitas' masih terlihat, setidaknya hingga tiga bulan sejak minum terakhir.
"Jangan konsumsi alkohol jika ingin vaksinasi Covid-19. Kalau Anda melanggar yang ada nantinya imunitas Anda turun dan bisa komplikasi terkena Covid-19. Depresi di saat pandemi bisa melakukan kegiatan lain seperti olahraga atau berkebun," kata dia.