REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta perbankan tetap membuka keran penyaluran kredit demi mendukung pemulihan ekonomi nasional. Hanya saja, Jokowi berpesan agar kredit dikucurkan dengan penuh kehati-hatian tanpa mengesampingkan risiko yang dihadapi perbankan dan nasabah.
"Demi mendorong pergerakan perekonomian di sektor swasta kredit perbankan harus tetap dikucurkan dengan penuh kehati-hatian dan tetap menjaga kesehatan bank," ujar Jokowi dalam CNBC Economy Outlook, Kamis (25/2).
Jokowi mengaku senang dengan kondisi rasio kewajiban penyediaan modal minimum perbankan yang mampu bertahan di angka 23,78 persen. Bank, ujar Jokowi, juga telah menyediakan cadangan yang cukup untuk mengantisipasi peningkatan kredit
Di tengah pandemi yang masih berlangsung, presiden mengingatkan program padat karya memang memberi sumbangan yang besar untuk penyediaan lapangan kerja. Namun, sektor swasta tetap punya peran terbesar untuk menyerap tenaga kerja yang ada. Selama pandemi, penyediaan lapangan kerja memang menjadi tantangan terberat pemerintah.
"Baik itu menghidupkan usaha yang sudah berjalan, maupun merintis pembukaan usaha baru, baik itu dana sendiri, pendanaan dari lembaga keuangan bank, dan non bank maupun mengundang investor, megundang invetasi dari luar negeri," ujar Jokowi.
Presiden menambahkan, pemulihan ekonomi tetap bergantung pada kemampuan pemerintah dalam mengendalikan pandemi Covid-19. Karenanya, pemerintah terus menggencarkan 3T (testing, tracing, treatment) di samping tetap mempromosikan 3M (mengenakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak).
"Sekarang ini kita besar-besaran melakukan vaksinasi. Kita harus bekerja keras memperoleh vaksin yang sedang djperebutkan negara di seluruh dunia. Alhamdullillah di antara negara Asia, kita termasuk negara terdepan dalam melakukan vaksinasi," kata presiden.