REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kehadiran Lembaga Pengelola Investasi atau Sovereign Wealth Fund (SWF) diharapkan dapat mengurangi kesenjangan kemampuan pendanaan domestik. Selama ini sumber pendanaan untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan pembangunan nasional dinilai cukup terbatas.
"Pembentukan SWF ini lagkah baru dari pemerintah untuk mengatasi kesenjangan tersebut melalui penyertaan modal atau investasi dari investor global," kata Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Jaya, Inarno Djajadi, Kamis (25/2).
Inarno berharap kehadiran SWF bisa menjadi penopang pendanaan proyek-proyek strategis pemerintah dalam mendukung pembangunan nasional yang berkelanjutan. Hal ini utamanya dalam menyediakaan pendanaan alternatif selain dari APBN dan perbankan.
SWF juga diharapkan mampu mengoptimalkan nilai investasi pemerintah pusat dan meningkatkan Foreign Direct Investment (FDI). Dengan kewenangan untuk mengatur aset dan mengelola investasi tanpa hambatan birokrasi dan regulasi, SWF diharapkan dapat mendorong perbaikan iklim investasi di Indonesia.
Di sisi lain, Inarno mengatakan, SWF yang diberi nama Indonesia Investment Authority (INA) harus siap menghadapi berbagai tantangan ke depannya. Inarno melihat, tantangan yang mungkin dihadapi INA ke depannya yaitu permasalahan governance, kemampuan menarik investor asing, hingga pengendalian risiko.