Kamis 25 Feb 2021 18:24 WIB

Penembakan di Kafe Buka Mata Soal Kesehatan Mental Aparat

Pangdam berpesan agar prajurit di lapangan tak terprovokasi pascapenembakan di kafe.

Red: Indira Rezkisari
Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran meminta maaf ke publik atas tindak yang dilakukan Bripka CS, tersangka dalam insiden penembakan di kafe Cengkareng, Jakarta Barat, yang menewaskan tiga orang termasuk seorang anggota TNI AD.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran meminta maaf ke publik atas tindak yang dilakukan Bripka CS, tersangka dalam insiden penembakan di kafe Cengkareng, Jakarta Barat, yang menewaskan tiga orang termasuk seorang anggota TNI AD.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Haura Hafizhah, Rizky Suryarandika, Ali Mansur

Kamis dini hari seorang polisi yang diduga mabuk menembak sejumlah orang pengunjung kafe di kawasan Jakarta Barat. Penembakan yang dilakukan oleh petugas, Bripka CS, tersebut menewaskan tiga orang, salah satunya adalah anggota TNI AD.

Baca Juga

Pengamat Kepolisian dari Institut for Security and Strategic Studies (ISeSS), Bambang Rukminto, menanggapi kasus penembakan yang dilakukan oleh Bripka CS. Menurutnya, hal ini terjadi karena Kapolri tidak mengecek kesehatan mental dan jasmani para anggotanya.

"Hal ini bisa terjadi lagi-lagi masalahnya adalah arogansi dan ketidakdisiplinan anggota. Selain itu, Kapolri harusnya memperhatikan kesehatan mental dan jasmani para anggotanya. Kalau tidak melakukan itu, artinya pimpinannya abai dan juga wajib dikenai sanksi," katanya saat dihubungi Republika, Kamis (25/2).