Kamis 25 Feb 2021 19:15 WIB

Masih Bergejala, Belasan Santri di Tasik Belum Boleh Pulang

Belasan santri di Tasik itu masih menjalani isolasi di rumah sakit.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Irfan Fitrat
Para orang tua santri menjemput anaknya yang sudah selesai menjalani isolasi di Hotel Crown, Kota Tasikmalaya, Selasa (23/2/2021).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Para orang tua santri menjemput anaknya yang sudah selesai menjalani isolasi di Hotel Crown, Kota Tasikmalaya, Selasa (23/2/2021).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA — Ratusan santri Pesantren Persis 67 Benda, Kota Tasikmalaya, yang sebelumnya terpapar Covid-19, sudah diperbolehkan pulang selepas menjalani isolasi. Sementara 12 orang santri belum diperbolehkan pulang lantaran masih menunjukkan gejala.

Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tasikmalaya Asep Hendra, dari 12 santri itu, delapan orang di antaranya menjalani isolasi di Rumah Sakit (RS) Dewi Sartika. Sisanya di RS Purbaratu. “Masih ada 12 santri yang isolasi karena gejalanya masih terasa,” kata dia, Kamis (25/2).

Berdasarkan data Dinkes, total ada 389 orang di pesantren tersebut yang terpapar Covid-19. Mencakup ratusan santri, pengajar, dan karyawan pesantren. Mereka menjalani isolasi di sejumlah tempat, di antaranya di Hotel Crown, RS Dewi Sartika, RSUD dr Soekardjo, dan RS Purbaratu. Ada juga yang menjalani isolasi di pesantren. “Sebagian besar sudah diperbolehkan pulang,” ujar Asep.

Menurut Asep, pasien yang sudah menjalani masa isolasi selama 14 hari sudah diperbolehkan pulang sejak Selasa (23/2). Hanya tinggal santri yang bergejala yang belum diizinkan pulang. “Saat ini, yang diisolasi di RSUD sudah pulang semua. Begitu juga yang di pesantren dan Hotel Crown,” katanya.

Pimpinan Pesantren Persis 67 Benda, Asep Abdul Hamid, mengatakan, seluruh santri dan pengajar yang diisolasi di pesantren sudah diperbolehkan pulang pada Selasa. Terdiri atas 99 santri putra, 72 santri putri, 27 pengajar, dan dua orang karyawan. Sebelum santri dipulangkan, kata dia, orang tuanya diminta untuk menyerahkan surat pernyataan terkait pengawasan kondisi kesehatan anaknya.

Ihwal kegiatan di pesantren, Asep Abdul mengatakan, sementara ini dihentikan. Namun, kegiatan belajar mengajar tetap berjalan secara daring. “Saya belum bisa memastikan sampai kapan. Kita perlu sterilisasi (lingkungan pesantren) terlebih dahulu. Kita sekarang fokus pemulihan dulu,” ujarnya.

Sebagai upaya antisipasi Covid-19, menurut Asep Abdul, ke depan pesantren akan berkoordinasi dengan Satgas Penanganan Covid-19 Kota Tasikmalaya ketika santri akan kembali masuk. Dengan koordinasi ini, diharapkan dapat mencegah potensi penyebaran Covid-19. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement