REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Dokter Melis Rotmiana, Kamis (25/2), mengatakan berat partikel virus corona lebih dari lima mikron. Namun, WHO juga menyampaikan bahwa corona saat ini juga ada yang bentuknya lebih kecil dari lima mikron, sehingga dengan mudahnya tersebar melalui udara atau disebut airbone infection.
"Jika seorang di dalam tubuhnya terdapat virus corona ketika dia berbicara, tertawa, bersin, atau bersenda gurau dengan teman maka virus itu keluar dari mulut dan hidungnya yang dinamakan droplet atau tetesan bisa menularkan ke orang lain pada jarak kurang dari dua meter," terang Melis saat menjadi narasumber dalam acara webinar edukasi yang bertajuk "Edukasi Kesehatan Pencegahan dan Penanganan Covid-19," yang digelar SIT Nurul Fikri.
Menurut Melis, percikan yang mengandung virus corona itu juga dapat menempel pada permukaan benda mati. Pada logam seperti gagang pintu, perhiasan, peralatan perak virus corona bertahan lima hari. Untuk di kayu waktu virus corona bertahan empat hari. Sementara di plastik bisa bertahan 3 hari, dan baja bisa bertahan dua hari.
"Ketika kita mengetahui (virus corona bertahan), bisa melakukan antisipasi. Karena ketika seseorang yang mengandung virus tadi kemudian dropletnya bertebaran dipermukaan tadi maka harus dibersihkan secara berkala, karena virus itu dapat bertahan beberapa hari," terang Melis.
Selain itu dalam webinarnya, ia juga menjelaskan siapa saja yang bisa tertular, bagaimana proses penularan virus corona, gejala dan pencegahannya. "Maka kita semua perlu waspada terhadap titik-titik lengah, yang terkadang kita sendiri tidak kita sadar bahwa itu yang merupakan jalan masuknya virus ke dalam tubuh kita," ujarnya.
Untuk mencegah terjadinya penularan, dr. Melis mengatakan harus selalu waspada dan tetap konsisten melakukan protokol kesehatan 3M dan hindari 3K dimana pun. "Ketika kita mengetahui karakter virus dan cara penularannya maka tentunya kita semua menjadi semakin berusaha untuk tidak kendor, bersabar dan bertahan, menghindarinya menjadi peran besar kita semua. Kita bisa menjadi pahlawan jika menerapkan hal ini (3M dan 3K) dengan demikian insya Allah bisa memutus rantai penularan," katanya.
Menurut Melis, pencegahan penularan virus corona adalah suatu hal yang sederhana yang bisa kita semua melakukannya. Maka diperlukan peran aktif kita untuk mencegah penyebaran Covid-19, karena kitalah yang menentukan kapan sebenarnya pandemi berakhir. "Jadi, untuk memutus mata rantai penyebaran Covid, maka kita semua harus berperan aktif dengan 3T+3M-3K," ucapnya.
Rumus zero Covid-19 yaitu 3T+3M-3K merupakan singkatan dari tingkatkan 3T (Testing, Tracing, Treatment), lakukan 3M (menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan), Hindari 3K (kontak erat, kerumuman, kamar/ruang tertutup).
Ketua Tim Kewaspadaan dan Pencegahan Covid-19 SIT Nurul Fikri, Ahmad Sukarya mengatakan, tujuan webinar ini untuk memberikan pemahaman lebih lengkap tentang corona, cara mencegahnya dan bagaimana menanganinya kepada para karyawannya yang masih bekerja di lingkungan sekolah.
"Kita akan lihat bagaimana sikap kita dalam menghadapi Covid-19. Harus menjadi sebuah kewaspadaan bagi kita untuk senantiasa tetap menjalankan protokol Kesehatan, untuk menghadapi wabah segala sesuatu kita sudah dikuatkan oleh ayat-ayat Alquran yang menekankan kepada kita untuk sholat dan sabar,” kata Sukarya saat memberikan sambutan.