REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Bila tidak ada halangan, Eva Dwiana akan resmi menjadi perempuan pertama menjadi wali kota Bandar Lampung pada Jumat (26/2). Ia dan wakilnya Deddy Amarullah rencananya dilantik hari ini oleh Gubernur Lampung Arinal Djunaidi mewakili Mendagri.
Eva dan Deddy telah bersiap untuk pelantikan dengan melakukan gladi resik di Pemprov Lampung, Kamis (25/2). Ia akan dilantik bersama enam paslon pemenang pilkada serentak daerah lain di Provinsi Lampung.
Pelantikan sebelum direncanakan digelar 17 Februari 2021, yakni saat berakhirnya masa jabatan kepala daerah sebelumnya. Namun diundur.
Eva-Deddy dan enam pasangan lain tersebut merupakan pemenang hasil pilkada serentak yang digelar 9 Desember 2020 lalu. Gubernur mestinya melantik delapan paslon. Namun satu hasil pilkada di Kabupaten Pesisir Barat masih bersengketa di Mahkamah Konstitusi.
Eva, setelah diresmikan, bakal menjadi wali kota perempuan pertama Kota Bandar Lampung. Ia menggantikan wali kota sebelumnya Herman HN, suaminya sendiri. Herman HN sendiri sudah dua periode menjabat Wali Kota Bandar Lampung.
“Saya minta doa dari masyarakat, agar menjalankan tugas wali kota dengan amanah dan sesuai harapan,” kata Eva Dwiana.
Eva rencananya bakal menjalin komunikasi dengan dinas dan satuan perangkat daerah setelah resmi menjabat. Ia juga akan bersilaturahmi dengan aparatur sipil negara di lingkungan Pemkot Bandar Lampung.
Eva lahir di Tanjungkarang, 50 tahun lalu. Ia anggota DPRD Lampung dari Fraksi PDIP. Sudah dua periode ini Eva menjadi wakil rakyat. Ibu empat anak tersebut juga dikenal memimpin Majelis Taklim Rahmat Hidayat sejak suaminya Herman HN menjabat wali kota sampai sekarang.
Jabatan wali kota Bandar Lampung sudah dijabat lebih dari 10 orang sejak tahun 1956. Di antaranya, Sumarsono, Zainal Abidin Pagaralam, Alimuddin Umar, Thabranie Daud, Fauzi Saleh, Zulkarnain Subing, Nurdin Muhayat, Suharto, Eddy Sutrisno, Sudarno Eddi (penjabat sementara), Herman HN, Sulpakar (penjabat sementara), Herman HN, Badri Tamam (penjabat sementara).
Pada masa kampanye Eva menjanjikan bakal meneruskan program yang sudah dicanangkan wali kota sebelumnya. Termasuk program pembangunan fisik, pendidikan gratis, kesehatan gratis, bantuan sosial guru mengaji, marbot masjid, ketua dan pengurus RT, masjid, dan lainnya.
Eva dan Deddy, paslon no 3, memperoleh 249.241 suara pada pilkada Bandar Lampung Desember. Keduanya mengalahkan paslon nomor 1 Rycko Menoza–Johan Sulaiman (92.428 suara) dan paslon nomor 2 M Yusuf Kohar–Tulus Purnomo (93.290 suara).
Kemenangan Eva dan Deddy sempat diwarnai kontroversi. Mereka pernah dibatalkan Bawaslu Lampung dan KPU Kota Bandar Lampung sebagai paslon karena dugaan pelanggaran administrasi terstruktur, sistematis, dan massif. Namun mereka melakukan gugatan dan dikabulkan Mahkamah Agung.
Eva mungkin perempuan pertama menjabat sebagai wali kota di Provinsi Lampung. Namun tidak untuk bupati. Tercatat sudah tiga bupati perempuan menjabat di kabupaten di Lampung. Ketiganya adalah Chusnunia (eks bupati Lampung Timur), Widarti (bupati Tulangbawang), dan Dewi Handajani (bupati Tanggamus).