REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Hakim etika FIFA menutup penyelidikan penyuapan terhadap legenda sepak bola Jerman Franz Beckenbauer karena jangka waktu kasus menurut undang-undang pembatasan telah kedaluwarsa, kata badan sepak bola dunia pada Kamis (25/2). Beckenbauer dan pejabat Jerman lainnya yang membantu penyelenggaraan Piala Dunia 2006 menjadi sasaran penyelidikan etika FIFA yang dibuka pada 2016. Tidak ada batasan waktu untuk penuntutan suap dalam kode etik FIFA sampai aturan itu diubah pada 2018 dengan menetapkan batasan 10 tahun.
Kasus Theo Zwanziger, yang pernah menggantikan Beckenbauer dalam anggota komite eksekutif FIFA, dan Horst Schmidt juga ditutup.
Kasus tersebut melibatkan jejak pembayaran yang kompleks antara penyelenggara Piala Dunia Jerman, FIFA, dan pejabat sepak bola Qatar Mohamed bin Hammam menjelang turnamen 2006.
"Tindakan Beckenbauer terkait dan terbatas pada pembayaran suap (10 juta franc Swiss) kepada Bin Hammam, yang terjadi pada tahun 2002," kata hakim etika FIFA.
Jaksa federal di Swiss juga telah menyelidiki kasus tersebut, tetapi pengadilan pidana mereka gagal menyelesaikannya pada April tahun lalu, juga karena undang-undang pembatasan akan berakhir.
Beckenbauer tidak didakwa untuk persidangan itu, setelah jaksa menerima alasan kesehatannya, meskipun dia ditetapkan untuk memberikan bukti sebagai saksi melalui tautan video.
Perselisihan antara FIFA dan Beckenbauer yang berusia 75 tahun tentang kondisi kesehatannya terungkap dalam putusan yang diterbitkan Kamis untuk menjelaskan mengapa kasus etika ditutup.
Pengacara Beckenbauer mengatakan dia tidak dapat diinterogasi karena dia “menderita penyakit neurodegeneratif progresif (dan) tidak ada harapan akan adanya perbaikan yang berarti.”
Rincian itu diberikan dalam sertifikat medis Maret 2020 yang juga diberikan kepada jaksa Swiss menjelang persidangan.
"Beckenbauer tidak...