REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito kembali mengingatkan Pondok Pesantren (Ponpes) untuk membentuk Satgas penanganan Covid-19 yang sendiri. Hal ini guna memudahkan pencegahan sekaligus penanganan ketika ditemukan kasus Covid-19.
Wiku menyoroti klaster penularan Covid-19 di lingkungan Ponpes. Ia mengkhawatirkan terus bertambahnya korban tertular di kalangan santri dan para pengajar. Oleh karena itu, menurutnya, perlu kehadiran satgas covid bentukan ponpes.
"Sejak tahun lalu, kami sudah mendorong setiap ponpes untuk memiliki satgasnya masing-masing termasuk melibatkan tokoh berpengaruh di lingkungan pesantren," kata Wiku pada Republika.co.id,Jumat (26/2).
Wiku meyakini kasus Covid-19 di Ponpes nantinya bisa ditekan lewat penguatan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro. Seluruh stakeholders terkait PPKM mikro diharapkab bersinergi dengan unsur Ponpes. "Saat ini juga penanganan COVID-19 tingkat komunitas juga diperkuat dengan mekanisme posko dan PPKM Mikro," ujar Wiku.
Di sisi lain, Wiku mengakui pemerintah pusat sulit memastikan protokol kesehatan dan pedoman penanganan Covid-19 diterapkan 100 persen di tingkat daerah, termasuk Ponpes. Atas dasar itu, ia menekankan pentingnya keikutsertaan semua elemen masyarakat guna menghentikan penyebaran infeksi.
"Satgas pusat selalu mencoba memantau penanganan di daerah melalui koordinasi rutin mingguan, namun untuk penanganan cepat sudah seharusnya demi membendung besaran kasus yang lebih luas maka peran masyarakat terdekat dan pemda sangatlah krusial," ucap Wiku.
Relawan gerakan LaporCovid-19 mendapati kasus klaster COVID-19 di pesantren sudah beberapa kali terjadi. Di Tasikmalaya, Jawa Barat, sekitar 400 santri terkonfirmasi positif Covid-19 pertengahan Februari 2021. Tahun lalu, sebanyak 550 santri dan guru di sebuah pesantren di Kabupaten Kuningan, Jabar, juga terpapar Covid-19.
Tim LaporCovid-19 mencatat, hingga kini terdapat 8.291 kasus positif Covid-19 di lingkungan pesantren. Satu kasus di antaranya meninggal dunia. Data tersebut belum mencakup kondisi keseluruhan karena tidak semua pesantren melaporkan kasus Covid -19. Kasus positif di pesantren lebih tinggi dibandingkan sekolah yang mencapai 1.142 orang.