Jumat 26 Feb 2021 14:07 WIB

Pidato Husain Cucu Nabi yang Sadarkan Sebagian Pasukan Kufah

Cucu Nabi Muhammad SAW, Husain sampaikan pidato terakhir

Rep: Rossi Handayani/ Red: Nashih Nashrullah
Cucu Nabi Muhammad SAW, Husain sampaikan pidato terakhir. Ilustrasi Karbala lokasi wafatnya Husain
Foto: [ist]
Cucu Nabi Muhammad SAW, Husain sampaikan pidato terakhir. Ilustrasi Karbala lokasi wafatnya Husain

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Perang Thaf di Karbala berujung pada kematian al-Husain. Tragedi pada tahun 61 Hijriyah itu merupakan  musibah yang begitu besar.

Dikutip dari buku Hasan dan Husain the Untold Story karya Sayyid Hasan al-Husaini, pada saat kedua kubu saling berhadapan dalam Perang Thaf, al-Husain maju ke hadapan mereka untuk menyampaikan nasihat terakhirnya sebelum perang berkecamuk. 

Baca Juga

Cucu Nabi Muhammad SAW ini ingin mengingatkan mereka untuk yang terakhir kali, tentang keutamaan dirinya di hadapan mereka dan di mata Rasulullah.  

Al-Husain berkata: "Wahai kalian semua, dengarkanlah nasihatku ini". Semua orang terdiam menyimak apa yang akan dikatakannya. Setelah memanjatkan puji kepada Allah, dia mengatakan: "Wahai kalian semua! Seandainya kalian menerima nasihatku ini dan bersikap adil terhadapku, niscaya kalian akan lebih bahagia karena tidak satu alasan pun bagi kalian untuk menyerangku. Tetapi jika kalian menolaknya, maka bulatkanlah tekad kalian dan kumpulkanlah semua sekutu kalian untuk membunuhku. Jangan ragu sedikit pun untuk melakukannya. Segeralah kalian lakukan yang kalian mau terhadapku dan janganlah ditunda lagi. Pelindungku hanyalah Allah, Dialah yang telah menurunkan Alquran, dan Dia pula yang menjaga orang-orang saleh".

Mendengar awal khutbah ini, saudari-saudari dan anak-anak perempuan al-Husain menangis keras. Al-Husain pun bergumam: "Allah telah membuktikan kebenaran saran Ibnu Abbas!". Adapun Abdullah bin Abbas (Ibnu Abbas) pernah menyarankan al-Husain agar tidak membawa kaum wanita, tetapi meninggalkan mereka di Makkah hingga situasinya aman terkendali. Al-Husain kemudian memerintahkan saudaranya, al-Abbas bin Ali, untuk menenangkan para wanita itu.  

Al-Husain pun melanjutkan khutbahnya: "Tanyalah kepada diri kalian sendiri, pantaskah kalian memerangi orang yang sepertiku, sementara aku adalah cucu Nabi kalian, dan akulah satu-satunya cucu beliau yang masih hidup di muka bumi? Ingatlah oleh kalian, Ali adalah ayahku, Ja'far ath-Thayyar adalah pamanku, dan Hamzah sang pemimpin para syuhada adalah kakekku. Ingat pula bahwa Rasulullah pernah bersabda bahwa aku dan saudaraku (al-Hasan) akan menjadi pemimpin para pemuda penghuni Surga".

Kemudian, al-Husain menegaskan nasihatnya tersebut: "Seharusnya kalian mempercayai kata-kataku ini, karena itulah sikap yang benar. Demi Allah, aku tidak pernah berdusta sejak mengetahui bahwa Allah membenci kedustaan. Tetapi jika kalian tidak percaya, silakan tanyakanlah hal itu kepada para Sahabat Rasulullah yang masih hidup. Bertanyalah kepada Jabir bin Abdullah, Abu Sa'id al-Khudri, Sahal bin Sa'ad, Zaid bin Arqam, dan Anas bin Malik, niscaya mereka akan menyampaikan hal yang sama kepada kalian. Celakalah kalian semua! Tidakkah kalian takut kepada Allah? Bukankah seharusnya perkataanku ini bisa mencegah kalian dari menumpahkan darahku?"

Syamr bin Dzul Jausyan, yang sejak awal..

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement