Jumat 26 Feb 2021 15:16 WIB

Ketika Nabi Muhammad Mulai Berdakwah Terang-terangan

Ketika Rasulullah berdakwah secara terbuka, ada banyak tantangan yang dihadapi

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Esthi Maharani
Rasulullah SAW. Ilustrasi
Foto: Republika/Kurnia Fakhrini
Rasulullah SAW. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Setelah mendapat wahyu pertama, Nabi Muhammad mulai berdakwah secara diam-diam. Dia mengajak para sahabat terdekat dan istrinya, Khadijah. Sampai suatu ketika Allah menurunkan ayat untuk mengumumkan dakwah secara terbuka.

Allah berfirman dalam surat al-Hijr ayat 94:

فَاصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ وَاَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِيْنَ

Faṣda' bimā tu`maru wa a'riḍ 'anil-musyrikīn. “Maka sampaikanlah (Muhammad) secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang yang musyrik.”

Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah menjelaskan dalam bukunya Kelengkapan Tarikh Rasulullah, sejak itu, Rasulullah mulai berdakwah secara terbuka. Tentu saja, dia menemukan segelintir tantangan. Dia harus rela dimusuhi oleh kaumnya. Mereka semakin keras dalam menyakiti Rasulullah dan umat Islam.

Namun, melalui dakwah terbuka ini, satu per satu orang mulai menjadi mualaf. Melihat semakin banyak orang yang masuk Islam, masyarakat Quraisy tidak tahan melihat kenyataan tersebut. Mereka mulai berani mencela agama Islam dan mengecam Allah. Mereka juga semakin gencar melancarkan teror dan permusuhan terhadap Rasulullah dan para sahabatnya.

Akan tetapi, Allah melindungi Rasulullah melalui jasa pamannya, Abu Thalib karena dia adalah seorang bangsawan yang sangat dihormati di tengah kaum Quraisy. Akibatnya, penduduk Makkah tidak ada yang berani terang-terangan menyakiti dia. Beberapa sahabatnya yang memiliki keluarga, mereka akan dilindungi dari teror warga Quraisy. Sayangnya, tidak semua sahabat Nabi memiliki keluarga. Pada akhirnya mereka menjadi sasaran teror dan siksaan kaum Quraisy.

Di antaranya adalah Ammar bin Yasir dan ibunya Samiyah. Mereka disiksa karena tetap beriman kepada Allah. Setiap kali melewati orang-orang Quraisy, mereka disiksa dengan kejam. Menanggapi itu, Rasullah menghibur dan mengatakan “Bersabarlah wahai keluarga Yasir karena sesungguhnya yang dijanjikan kepada kalian adalah surga,” (HR at-Thabarani).

Selain Yasir, ada pula Bilal bin Rabah. Dia juga disiksa dengan sangat kejam karena tetap beriman kepada Allah. Namun, dia mengabaikan teror kaumnya supaya keluar dari Islam. Dia harus rela mengorbankan jiwanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement