Jumat 26 Feb 2021 16:07 WIB

Solo Bantah Kasus Aktif Covid 7.354, Mestinya 169 Orang

Kepala DKK Solo mengaku kaget jumlah kasus aktif wilayahnya disebut 7.354 orang.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Yudha Manggala P Putra
Tabung cairan hasil tes usap Polymerase Chain Reaction (PCR). Ilustrasi
Foto: Republika/Thoudy Badai
Tabung cairan hasil tes usap Polymerase Chain Reaction (PCR). Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 pusat mengungkapkan 10 kabupaten/kota dengan kasus aktif Covid-19 tertinggi di Indonesia, pada Kamis (25/2). Dalam pernyataan tersebut, Kota Solo disebut menempati posisi pertama dengan jumlah kasus aktif sebanyak 7.354 kasus.

Namun, Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo ternyata memiliki catatan berbeda. Menurut mereka jumlah kasus aktif di Kota Solo per 25 Februari 2021 pukul 15.00 WIB sebanyak 619 orang. Rinciannya ada 117 pasien menjalani rawat inap dan 502 pasien isolasi mandiri.

Kepala DKK Solo, Siti Wahyuningsih, mengaku kaget dengan pemberitaan mengenai Solo menempati posisi pertama jumlah kasus aktif tertinggi dari kota/kabupaten di Indonesia.

"Ya tidak benar. Jadi yang benar saat ini per 25 Februari pukul 15.00 WIB, pasienku yang di rumah sakit 117 orang, yang isolasi mandiri 502 orang. Artinya yang aktif kan 619. Lha kok jadi sebesar itu [7.354 kasus aktif] saya juga bingung," terang Siti kepada wartawan di Gedung DPRD Solo, Jumat (26/2).

Dia memperkirakan, angka yang dibeberkan Satgas Covid-19 pusat tersebut mungkin akumulasi kasus sejak Maret 2020.

Namun, kalaupun iya, itu menurutnya juga kurang tepat. Akumulasi kasus penularan Covid-19 di Solo sampai 25 Februari 2021 jumlahnya kata dia mencapai 9.377 orang. Rinciannya 8.302 pasien dinyatakan sembuh/pulang, 117 dirawat inap, 502 orang isolasi mandiri, dan 456 meninggal dunia.

"Tapi ini pembelajaran bagi semua. Karena data itu akan bicara tentang kita. Solo ini kan trennya sudah turun. Kalau sampe 7.000 kasus aktif ya rumah sakitku sudah teriak semua," ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement