REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Wakil Kepala Polda (Wakapolda) Papua Brigjen Pol Mathius Fakhiri menyatakan autopsi Pendeta Yeremia Zanambani di Hipadipa, Kabupaten Intan Jaya, akan melibatkan tim dokter forensik dari Universitas Hasanuddin Makassar. Selain melibatkan Unhas, autopsi juga melibatkan tim forensik dari Polda Sulawesi Selatan.
Ia mengatakan, dilibatkannya para pihak dari Makassar itu sesuai permintaan keluarga almarhum Pendeta Yeremia yang ingin autopsi dilakukan tim yang netral. Berbagai persiapan saat ini dilakukan agar pelaksanaan autopsi dapat berlangsung aman dan tanpa gangguan termasuk terhadap tim forensik.
"Faktor keamanan sangat penting sehingga belum dipastikan kapan autopsi dilakukan, " kata Fakhiri yang mengaku sedang dalam perjalanan menuju Timika.
Pendeta Yeremia Zanambani diduga meninggal akibat ditembak 19 September 2020 lalu di Hipadipa, Kabupaten Intan Jaya. Surat ijin gali kubur dan autopsi diberikan keluarga tanggal 12 Februari 2021 lalu yang diserahkan ke Kapolres Intan Jaya.