REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Wakil Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Komjen (Purn) Syafruddin mengaku prihatin mengenai masih banyaknya umat Islam di Indonesia yang buta aksara Alquran. Mengutip hasil riset Hidayatullah, dia menjelaskan, saat ini, ada 65 persen Muslim di Tanah Air yang buta Alquran.
"Jadi, hanya 35 dari dari 220 juta yang bisa baca Alquran apalagi hafal Alquran yang bisa baca aja cuma 35 persen. Jadi 65 persen tidak bisa baca, cuma bisa syahadat dan al-Fatihah, yang lain tidak bisa baca," kata dia saat merilis Mudd Uswati untuk Sejuta Hafiz Qur’an di Masjid Agung Sunda Kelapa, Jakarta, Jumat (26/6).
Menurut dia, angka 65 persen itu sangat memprihatikan bagi indonesia yang mayoritas umat Islam. Dia pun berharap, adanya program ini dapat mengurangi angka buta huruf Alquran.
“Ada 65 persen ini jadi keprihatinan kita. Alhamdulillah, jadi hari ini kita lanjutkan perjuangkan itu. Tentunya ini perjuangan umat Islam termasuk Polri, tadi Gubernur hadir siap melanjutkan perjuangan dengan Jakarta mengaji," kata dia.
Sementara itu, adik alm Syekh Ali Jaber, yakni Syekh Muhamad Jaber, menyampaikan terima kasih kepada Wakil Ketua Umum DMI Syafruddin yang telah membantu perjuangan dalam mewujudkan program dan cita-cita alm Syekh Ali Jaber.
Pada kesempatan itu, Syekh Muhammad Jaber menerangkan apa itu Mudd. Mudd kata dia adalah alat takar yang selalu digunakan Rasulullah untuk membayar zakat, wudhu, dan mandi yang saat ini banyak tak diketahui umat Islam, khsusnya di Indonesia.
"Mudd ini alat takar Sunnah Nabi SAW yang penting yang masih banyak umat tidak tahu. Bisa dianggap Sunnah yang terlupakan karena banyak yang tidak tahu apa itu Mudd," kata dia.
Menurut dia, gerakan sujuta Mudd ini tujuannya untuk mewujudkan sejuta hafiz Quran. Dengan membeli Mudd, dia menjelaskan, bisa membantu mendukung program hafiz dan juga sekalian menghidupkan Sunnah Nabi Muhammad SAW.
"Agar jamaah lebih dekat lebih kenal sunnah Nabi SAW. Jadi satu juta Mudd untuk mewujudkan sejuta hafiz Alquran insya Allah," kata dia.