REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaksanaan vaksinasi massal di Hall A Basket GBK Jakarta untuk kalangan wartawan pada hari kedua, Jumat (26/2), diikuti sebanyak 2.000 wartawan. Vaksinasi untuk kalangan wartawan berlangsung selama tiga hari dari Kamis (25/2) hingga Sabtu (26/2).
Pada pelaksanaan vaksinasi hari kedua lima wartawan mengalami pusing, mual-mual hingga pingsan usai diberi vaksin Covid-19. Juru Bicara (Jubir) Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr Siti Nadia Tarmidzi, mengatakan, sejumlah wartawan setelah divaksin mengalami gejala pusing keliyengan dan mual-mual hingga pingsan. "Kami kemudian langsung gerak cepat dan mereka dibawa ke RS untuk diobservasi," ujar Siti.
Lima wartawan tersebut setelah diobservasi sudah kembali sehat. Kelimanya juga sudah pulang kembali ke rumah masing-masing.
Lanjut Siti, setelah dicek di sejumlah rumah sakit dan ditemukan sejumlah penyebab yakni ternyata banyak wartawan begadang, tidur di atas pukul 22.00 WIB. "Hal ini sangat berpengaruh ke metabolisme tubuh seseorang yang mau divaksin. Ini juga berpengaruh ke tensi dan kadar darah seseorang. Bahkan ada yang ditensi sampai 160 atau 170," jelasnya.
Menurut Siti, bagi rekan-rekan wartawan yang akan melakukan suntik vaksin Covid-19 tahap lanjutan kedua yang akan berlansung dua pekan lagi diminta untuk tidak begadang atau tidur cukup sehari sebelum vaksin.
"Penyebab lainnya, banyak wartawan tidak sarapan layak. Keinginan cepat datang dan cepat selesai membuat banyak wartawan tidak sarapan dengan baik. Jenis sarapannya juga tidak bergizi dan ini juga sangat berpengaruh ke kondisi tubuh, terutama rendahnya gula darah. Jadi harus sarapan dan makan-makanan bergizi," tuturnya
Siti menambahkan, kebanyakan dari wartawan yang terkapar ketika diinfus di rumah sakit beberapa jam kemudian langsung pulih. "Jadi, mohon kepada rekan-rekan wartawan untuk harus sarapan pagi yang benar ketika mau divaksin," tegasnya.
Penyebab lainnya, lanjut dia, banyak wartawan ketakutan dan cemas saat mengantre.
Hal ini juga memperparah kondisi tubuh seseorang.
"Dengan beban psikologis yang berat membuat sistem kekebalan tubuh menurun. Sementara kandungan SInovac vaksin Covid-19 mengharuskan untuk kita siap dari sisi tersebut," terang Siti.
Hal ini selaras dengan data KIPI 64 persen peserta vaksinasi stres dan membuat mereka merasakan efek samping. "Jadi, sarannya adalah tetap kalem dan tetap positif saat proses tersebut ya. Kalaupun ada efek, 1-2 hari ini masih dirasakan, seperti sedikit panas tubuh meningkat dan mengantuk," kata Siti.