REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Banjir yang melanda Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan pada 15 Januari 2021 lalu masih sisakan penderitaan bagi sebagian warga yang terdampak parah akibat banjir Salah satunya Desa Patikalain, Kecamatan Hantakan.
Ada tujuh kepala keluarga (KK) dengan jumlah 32 jiwa yang rumahnya rusak berat dan hilang akibat banjir itu. Untuk itu, Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Hulu Sungai Tengah didukung penuh Lazismu setempat mulai membangun hunian tetap untuk tujuh KK tersebut.
Dari 32 jiwa, 21 orang merupakan warga Hindu, Kristen, dan Kaharingan (kepercayaan di Pegunungan Meratus). Selain itu, ada tiga KK lagi menerima rehab rumah ringan dengan 17 jiwa yang terdiri dari lima warga Muslim dan 12 warga Kaharingan dan Hindu.
Koordinator lapangan tanggap darurat dan rehab rekon MDMC Hulu Sungai Tengah, Fuad mengatakan, pembangunan hunian tetap yang mayoritas diperuntukkan bagi warga non-Muslim itu didasari rasa kemanusiaan. Hal itu turut menjadi komitmen Muhammadiyah.
"Sejak awal membantu semua warga, kami pilih sebagai desa dampingan, meskipun tidak sedikit warga non-Muslim. Mereka sudah cukup menderita karena bencana, jadi kewajiban bagi kami membantu mereka tanpa memandang perbedaan agama," kata Fuad, Jumat (26/2).
Fuad mengungkapkan, salah satu penerima bantuan hunian tetap ini Pang Agan (45). Pang merupakan seorang penganut Kaharingan, yang mana kehilangan rumah yang sebenarnya baru ditempati sekitar empat bulan bersama lima anggota keluarganya yang lain.
Dia menjelaskan, longsor yang datang tiba-tiba membuat rumah Pang Agan tidak tersisa. Padahal, rumah tersebut baru ditempati belum genap lima bulan, dan ketika membangun sebelumnya Pang Agan sudah terpaksa berutang yang hingga kini saja belum lunas. "Semoga bantuan hunian ini bisa meringankan beban berat Pang Agan" ujar Fuad.
Dia berharap, hunian tetap itu selesai dikerjakan dalam waktu satu pekan karena bahan menggunakan baja ringan. Pengerjaan rumah turut dibantu tiga tenaga profesional, ditambah relawan-relawan MDMC HST sendiri yang setiap hari ikut menggarap. "Karena kerangka bangunan menggunakan baja ringan, diharapkan pekerjaan bisa cepat selesai asal cuaca juga mendukung," kata Fuad.
Selain hunian tetap untuk warga, MDMC HST melaksanakan pendampingan psikososial bagi warga. Ada 18 relawan MDMC HST bergiliran ditugaskan mendampingi warga dengan tinggal di Desa Patikalain selama satu bulan penuh melakukan berbagai kegiatan psikososial.