Jumat 26 Feb 2021 21:54 WIB

Sultan Minta Bupati Terpilih Optimalkan Kekayaan Daerah

Sultan melantik tiga bupati antara lain Sleman, Bantul dan Gunungkidul

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X melantik Bupati dan Wakil Bupati Sleman, Bantul dan Gunungkidul. Pelantikan dilaksanakan di Bangsal Kepatihan menerapkan protokol kesehatan ketat karena pandemi covid-19 yang masih berlangsung.
Foto: ANTARA /Hafidz Mubarak A
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X melantik Bupati dan Wakil Bupati Sleman, Bantul dan Gunungkidul. Pelantikan dilaksanakan di Bangsal Kepatihan menerapkan protokol kesehatan ketat karena pandemi covid-19 yang masih berlangsung.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, melantik Bupati dan Wakil Bupati Sleman, Bantul dan Gunungkidul. Pelantikan dilaksanakan di Bangsal Kepatihan menerapkan protokol kesehatan ketat karena pandemi covid-19 yang masih berlangsung.

Pelantikan dilakukan kepada Bupati Sleman, Kustini Purnomo, Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa, Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, Wakil Bupati Bantul, Joko B Purnomo, Bupati Gunungkidul, Sunaryanta dan Wakil Bupati Gunungkidul, Heri Susanto.

Dalam sambutannya, Sultan mengatakan, bupati dan wakil bupati dalam menjalankan awal pemerintahan segera membelanjakan APBD dan Danais TA 2021. Tujuannya, agar ekonomi masyarakat mulai pulih untuk segera bangkit setelah pelaksanaan vaksinasi nasional.

Pemulihan ekonomi bisa lewat pemberdayaan UMKM dan daftar prioritas investasi daerah. Jika akan memasukkan program menepati janji pilkada, usai dipilih mana yang mendesak bagi masyarakat, dapat disisipkan ke anggaran perubahan dan pembahasan RKPD 2022.

Bupati dan Wakil Bupati, kata Sultan, harus menjadikan Forkopimda ikatan kepemimpinan kolektif berkualitas negarawan. Selain itu, ia berpesan agar membuka dialog personal dengan kandidat lain mengadopsi dan mengadaptasi program yang bermanfaat bagi rakyat.

"Penggunaan simbol-simbol budaya dan pendayagunaan simpul-simpul komunikasi secara kreatif perlu lebih dikembangkan," kata Sultan, Jumat (26/2).

Hal ini dirasa dapat menghilangkan sekat-sekat sosial guna memperkuat kohesi sosial dengan merapikan kursi-kursi berantakan dan sampah-sampah berserakan usai pemilu. Karenanya, Sultan mengingatkan pesan Presiden Soekarno pada 17 Agustus 1954.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement