REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrat memecat tujuh kadernya terkait upaya gerakan pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat, termasuk salah satunya Mantan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrat Marzuki Alie. Marzuki pun mengomentari pemecatan tersebut.
"Tingkah laku buruk agar diterjemahkan, dibanding dengan fitnah. SBY harus tahu, fitnah itu kejam, lebih kejam dari pembunuhan," kata Marzuki kepada Republika, Jumat (26/2).
Mengutip sabda nabi, Marzuki mengatakan bahwa tukang fitnah tidak akan masuk surga, jika yang difitnah tidak memaafkan. Ia pun mengingatkan bahwa tukang fitnah bukan hanya buruk, tapi juga penjahat dan dzolim.
"Dan itu dibiarkan oleh SBY," ujarnya.
Pemecatan juga dinilai dilakukan secara sepihak. Dirinya mengaku tidak pernah dipanggil untuk dimintai keterangan oleh DPP Partai Demokrat terkait upaya yang dilakukan gerakan itu.
"Mereka menganggap tidak perlu memanggil karena pasti akan menghadapi tuntutan saya terhadap tukang fitnah," ucapnya.
Dirinya enggan menyebutkan apa langkah selanjutnya usai pemecatan tersebut. "Besok kita tindaklanjuti," ungkapnya.