REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Orang-orang kafir adalah mereka yang mengingkari Allah dan Rasul-nya serta ajaran yang dibawanya. Mereka tidak beriman kepada Allah sebagaimana yang diperintahkan-Nya. Kata jamaknya adalah kuffar yaitu orang yang tak percaya pada Allah, para Rasul, para malaikat, kitab-kitab yang diturunkan Allah dan juga tak percaya pada hari kiamat. Dalam Alquran disebutkan bahwa orang-orang kafir, yaitu ahli kitab dan orang-orang musyrik, yang sangat ingkar kepada Rasulullah, mereka tidak akan beriman walaupun diberi peringatan yang disertai dengan ancaman. Bagi mereka sama saja, apakah mereka diberi peringatan keras atau tidak. Sebagaiman dijelaskan pada surat Al Baqarah ayat 6:
اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا سَوَاۤءٌ عَلَيْهِمْ ءَاَنْذَرْتَهُمْ اَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Artinya: Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, engkau (Muhammad) beri peringatan atau tidak engkau beri peringatan, mereka tidak akan beriman.
Mengapa orang-orang kafir terhalang dari menerima peringatan dari Allah melalui Rasul-Nya? Jawabannya ada pada ayat 7 surat Al Baqarah.
خَتَمَ اللّٰهُ عَلٰى قُلُوْبِهِمْ وَعَلٰى سَمْعِهِمْ ۗ وَعَلٰٓى اَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ وَّلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيْمٌ ࣖ
Artinya: Allah telah mengunci hati dan pendengaran mereka, penglihatan mereka telah tertutup, dan mereka akan mendapat azab yang berat.
Dalam tafsir tahlili surat Al Baqarah ayat 7, Tafsir Alquran Kementerian Agama RI dijelaskan yang menyebabkan orang kafir tidak menerima peringatan karena hati dan pendengaran mereka tertutup, bahkan terkunci mati, tidak dapat menerima petunjuk, dan segala macam nasihat tidak berbekas pada mereka. Karena penglihatan mereka tertutup, mereka tidak dapat melihat, memperhatikan dan memahami ayat-ayat Alquran yang telah mereka dengar, tidak dapat mengambil pelajaran dari tanda-tanda kebesaran Allah yang mereka lihat di cakrawala, di permukaan bumi dan pada diri mereka sendiri.
Terkuncinya hati dan pendengaran, serta tertutupnya penglihatan orang-orang kafir itu karena mereka selalu mengerjakan perbuatan-perbuatan yang terlarang. Tiap-tiap perbuatan terlarang yang mereka lakukan akan menambah rapat dan kuatnya kunci yang menutup hati dan pendengaran mereka. Makin banyak perbuatan itu mereka lakukan, makin bertambah kuat pula kunci dan tutup pada hati dan telinga mereka.
Keterangan ini dipertegas dalam surat An Nisa ayat 155 dan juga surat Al Anam ayat 110. Proses bertambah kuatnya tutup dan kunci hati, pendengaran orang-orang kafir itu dijelaskan dalam hadits Rasulullah.
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اِنَّ الْعَبْدَ اِذَا اَذْنَبَ ذَنْباً كَانَتْ نُقْطَةٌ سَوْدَاءُ فِي قَلْبِهِ فَاِنْ تَابَ مِنْهَا صَقُلَ قَلْبُهُ وَاِنْ زَادَ زَادَتْ فَذٰلِكَ قَوْلُ اللهِ كَلاَّ بَلْ رَانَ عَلـٰى قُلُوْبِهِمْ مَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ (رواه الترمذي وابن جرير الطبري عن ابي هريرة)
Artinya: Sesungguhnya seorang hamba apabila ia mengerjakan perbuatan dosa terdapatlah suatu noda hitam di dalam hatinya, maka jika ia bertobat, mengkilat hatinya, dan jika ia tambah mengerjakan perbuatan buruk, bertambahlah noda hitam. Itulah firman Allah, Tidak, tetapi perbuatan mereka menjadi noda hitam di hati mereka. (HR Tirmidzi dan Ibnu Jarir at Tabari dan Abu Hurirah).