REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN - Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Komisaris Jenderal Polisi (Purn) Dr (HC) Syafruddin Kambo, M.Si, menutup secara resmi gelaran Training for Trainers Leadership Training Center (TOT LTC) & Lembaga Pendidikan Alquran Bersanad (LPQ) ke-I Pemuda Hidayatullah di Balikpapan, Kamis (25/2).
Dalam kesempatan tersebut, Syafruddin berpesan kepada Pemuda Hudayatullah dan segenap alumni pelatihan angkatan pertama ini agar senantiasa menjadi agen perubahan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
"Bisa jadi 10 tahun yang akan datang ketua umum Pemuda Hidayatullah menjadi salah satu pemimpin umat dan bangsa. Inilah tentu dorongan dan semangat bagi kita," katanya yang hadir secara daring menutup rangkaian kegiatan yang telah berlangsung selama 11 hari tersebut.
Dia berpesan kepada segenap pemuda dan segenap warga Hidayatullah untuk tak kendor dan terus berjuang. Para santri Hidayatullah, terang dia, akan terus survive dan gigih untuk kemajuan agama dan bangsa.
"Saya berharap perjuangan terus dilakukan, bahu membahu, harus bersatu dan paralel dengan visi bangsa untuk mencerdaskan kehidupan," imbuhnya seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id
Pada kesempatan tersebut, Syafruddin memberikan tantangan besar kepada pemuda Hudayatullah untuk terus secara aktif terlibat dalam menguatkan gerakan mencerdaskan bangsa melalui pemberantasan buta aksara Al Qur'an.
Dia menyebutkan, setahun lalu dirinya membaca satu riset dalam suatu penelitian bahwa dari sekitar 263 juta penduduk Indonesia, ada 220 juta yang beragama Islam. Artinya, sekitar 80,8 persen penduduk Indonesia beragama Islam.
"Namun sangat memprihatinkan menurut riset itu, yang memahami betul keislaman, dalam tanda kutip, tentang rukun iman rukun Islam serta menjalankan dengan sungguh sungguh, itu hanya 20 persen," imbuhnya.
"Ini sangat memprihatinkan. Kali 20 persen dari 220 juta, berarti hanya 44,4 juta orang Islam yang memahami Islam. Sisanya masih buta aksara Islam," ujarnya.
Dia mengatakan, data tersebut parelel dengan apa yang disampaikan ketua umum Pemuda Hidayatullah dalam sambutan sebelumnya bahwa beberapa tahun yang lalu buta aksara Alquran 65 persen.
"Tapi tentu, dengan apa yang sudah dilakukan ormas Islam wabil khusus ormas Hidayatullah yang fokus pada dakwah dan pendidikan dan pemahaman Alquran, tentu sudah dapat mengikis persentase tadi," ujarnya.
Di sisi lain, Syafruddin mengungkapkan mengenai perkembangan Islam secara global yang sangat menggembirakan. Hal itu, lanjut dia, memberikan harapan besar bagi umat sehingga perkembangan itu diharapkan paralel dengan kemajuan Islam itu sendiri.
"Terakhir kita mendapatkan data bahwa di benua Eropa perkembangan Islam sangat maju. Sekarang diperkirakan datanya sudah 26 persen penduduk Eropa beragama Islam," sebutnya.
Dia menerangkan, angka 26 persen itu tentu dengan persentase masing masing negara. Tetapi setelah diakumulasikan, dia menyebutkan, diperkirakan 10 atau 15 tahun yang akan datang, Islam di benua Eropa sudah mencapai 50 persen yang beragama Islam.
"Perkembangan Islam secara individu atau personel umat Islam di Eropa bagus secara kualitas. Sementara kita mayoritas beragama Islam tapi kualitas tidak. Inilah tantangan besar bagi pemuda, bahwa tahun 2030 ke atas atau 10 tahun kurang dari sekarang, penyebaran Islam di muka bumi ini semakin besar dan semakin luas dan diperkirakan umat Islam menjadi agama yang terbesar di dunia," imbuhnya.
Realitas tersebut, menurut Syafruddin, merupakan kegembiraan bagi umat Islam Indonesia sekaligus tantangan khususnya bagi pemuda karena yang akan menggeluti kehidupan apa saja adalah oleh generasi muda sekarang.
"Kita harus terus paralel supaya kita tidak terus menjadi bangsa pengekor. Setiap kemajuan suatu bangsa, kita selalu mengekor. Ke depan, kita harus menjadi bangsa leader dan menjadi pemimpin di segala bidang," ungkapnya.
Indonesia memiliki peluang menjadi negara leader karena memiliki modal sebagai bangsa yang berpenduduk mayoritas Islam di dunia. Hal itu akan tercapai apabila pencerdasan kehidupan bangsa terus dilakukan, utamanya dalam pemberantasan buta aksara Alquran.
Karenanya, Syafruddin mengapresiasi gelaran TOT nasional Pemuda Hidayatullah ini dalam rangka melahirkan guru-guru Alquran dan instruktur kepemimpinan dalam mengembangkan kapasitas kaum muda Indonesia. Pihaknya pun membuka pintu sinergi seluas-luasnya.
"Mengapresiasi kehadiran majelis majelis Quran Hidayatullah. Kalau memang belum ada tempatnya, kita punya 800.000 lebih masjid di seluruh Indonesia. Hidayatullah bisa menggunakan seluruh masjid menjadi rumah Quran. Ini dorongan sekaligus semangat dari pengurus DMI," imbuh Syafruddin.
Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Wakapolri) Periode 2016-2018 ini mempersilakan Hidayatullah untuk berkoordinasi dengan pengurus-pegurus DMI yang ada di pusat, provinsi, kota dan kabupaten untuk bersama-sama memasyarakatkan Alquran.
Demikian pula ormas di bawah DMI dapat juga bersinergi dengan Pemuda Hidayatullah dan Hidayatullah secara umum untuk meluaskan layanan majelis Quran sebanyak banyaknya ke seluruh Indonesia.
Diharapkan adanya sinergi untuk mengentaskan buta aksara Alquran dapat mengikis buta aksara Kitab Suci ini yang diperkirakan masih berada di angka 50 persen. Sehingga, terang dia, penganut agama Islam yang jumlahnya 220 juta kualitas keislamannya bisa ditingkatkan.
"Insya Allah mudah-mudahan niat dan perjuangan kita mendapat inayah dari Allah SWT, khususnya perjuangan Pemuda Hdayatullah, pemuda Islam bisa bangkit mengawal keberlangsungan kebangkitan Islam di seluruh muka bumi," tandasnya.
Penutupan acara Training for Trainers Leadership Training Center & Lembaga Pendidikan Alquran Bersanad ke-I Pemuda Hidayatullah di Balikpapan ini turut dihadiri Pemimpin Umum Hidayatullah KH Abdurrahman Muhamad; sesepuh dan pembina serta unsur pengurus Hidayatullah Ummul Quro Hidayatullah; pengurus Pusat Pendidikan Ulama Zuama (PUZ) STIS Hidayatullah; Ketua Umum DPP Hidayatullah Dr KH Nashirul Haq; Ketua Umum PP Pemuda Hidayatullah Imam Nawawi; Ketua PW Hidayatullah Kaltim Shabirin Hambali; dan Ketua PD Pemuda Hidayatullah Balikpapan Imam Muhamad beserta jajarannya.