REPUBLIKA.CO.ID, ABUJA -- Kelompok bersenjata di Nigeria telah membebaskan 42 orang, termasuk 27 siswa yang diculik dari sekolah asrama pekan lalu di Negara Bagian Niger. Pembebasan dilakukan sehari setelah penculikan 300 perempuan juga terjadi pada tempat terpisah di sebuah sekolah di negara bagian Zamfara.
"Para mahasiswa, staf, dan kerabat dari sekolah Government Science Collage Kagara yang diculik telah mendapatkan kembali kebebasan mereka dan telah diterima oleh pemerintah Negara Bagian Niger," ujar Gubernur Niger Abubakar Sani Bello, Sabtu (27/2) di Twitter resminya, seperti dikutip laman Aljazirah.
Pekan lalu, 27 siswa, tiga staf, dan 12 anggota keluarga mereka diculik oleh kelompok bersenjata yang menyerbu sekolah menengah Ilmu Pemerintah di distrik Kagara, Niger sekitar pukul 02.00 waktu setempat. Ini membuat petugas keamanan sekolah kewalahan. Seorang anak laki-laki tewas dalam kejadian itu.
Koresponden Aljazirah dari Abuja, Ahmed Idris mengatakan, pembebasan menyusul negosiasi yang menegangkan antara pemerintah negara bagian Niger, pemerintah pusat, serta pasukan federal. "Mereka menghabiskan setidaknya 9-10 hari di penangkapan, dan pada titik tertentu sebagian tidak yakin negosiasi ini berujung baik," katanya.
Tidak disebut apakah uang tebusan masuk dalam negosiasi. Langkah penebusan sebelumnya tidak menjadi opsi. "Tapi kami mendapati para bandit menuntut pembebasan setidaknya enam anggotanya yang ditahan polisi," kata Idris.
Penculikan massal sering terjadi di sejumlah wilayah utara Nigeria. Penculik, umumnya kelompok bersenjata dan mengendarai motor, melakukan itu untuk meminta tebusan.
Sehari sebelum pembebasan ini, penculikan massal juga terjadi di barat laut Nigeria. Pria bersenjata membawa paksa lebih dari 300 siswi dari sekolah asrama mereka di Jangebe, negara bagian Zamfara .
Presiden Nigeria Muhammadu Buhari mengutuk penculikan terbaru ini. Ia menyebutnya "tidak manusiawi dan sama sekali tidak dapat diterima".