Ahad 28 Feb 2021 06:10 WIB

Gedung Putih Berencana Abaikan Serangan Donald Trump

Donald Trump akan berpidato di Konferensi Aksi Politik Konservatif.

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Mantan Presiden AS, Donald Trump
Foto: AP
Mantan Presiden AS, Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Juru bicara Gedung Putih menegaskan pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan mengabaikan pidato mantan Presiden Donald Trump di Konferensi Aksi Politik Konservatif. Trump diprediksi akan menyerang pemerintahan Biden dalam acara  yang digelar di Florida, Ahad (28/2) itu.

"Fokus kami jelas apa yang Presiden Trump katakan," kata juru bicara Gedung Putih Jen Psaki dalam konferensi pers, Sabtu (27/2).

Menurut para politisi senior dan sejarawan strategi mengabaikan Trump pernah berhasil sebelumnya. "Biden mematuhi peraturan politik lama, yakni 'jangan pernah masuk ke jalur kereta'," kata mantan ahli strategis Partai Demokrat dan direktur Center for Political Future di  University of Southern California.

Jejak pendapat Gallup menunjukkan sejak dilantik 20 Januari lalu angka dukungan terhadap Biden bertahan di angka 55 persen. Setelah Gedung Putih mendukung paket bantuan pandemi Covid-19 sebesar 1,9 triliun angka dukung terhadap Presiden semakin tinggi.

"Mengapa seseorang yang angka dukungannya 66 persen bertarung dengan orang yang angka dukungnya 33 persen, tidak masuk akal," kata Shrum.

Pakar strategi politik Partai Demokrat lainnya, Steve Elmendorf sepakat dengan hal itu. "Salah satu kekuatan Biden selama kampanye adalah ia fokus pada masa depan, ia melakukan hal memang harus ia lakukan yakni berbicara mengenai Covid dan ekonomi," kata Elmendorf.

Sementara anggota Partai Republik berselisih mengenai bagaimana menangani warisan Trump. Beberapa dari tujuh Senator Partai Republik yang mendukung pemakzulan Trump dalam kasus kerusuhan di Capitol Hill dikecam pendukung mereka sendiri.

Ketua Partai Republik di House of Representative Kevin McCarthy harus bersusah payah menarik kembali kritiknya atas peran Trump di kerusuhan 6 Januari lalu. Saat mantan Presiden itu menyemangati pendukungnya menyerang Gedung Kongres.

"Anggota Partai Republik bertengkar sendiri mengenai Donald Trump, kami harus membiarkan mereka melakukannya dan menjauh dari pertengkaran itu," kata Elmendorf.

Di konferensi sayap konservatif Trump diprediksi memberi sinyal akan maju lagi dalam pemilihan 2024. Ia juga diperkirakan akan memperingatkan anggota Partai Republik yang mendukung pemakzulannya dan menuduh Biden membuka pintu bagi imigran ilegal.

Sementara Gedung Putih berencana untuk mengabaikan serangan-serangan Trump. "Yah, kami tidak menjadikan Presiden Trump atau penasihat-penasihatnya sebagai contoh bagaimana kami seharusnya menghadapi imigrasi," kata Psaki.

Sejumlah pihak menilai pemerintah federal harus menanggapi pernyataan Trump yang menghasut. "Apapun yang Trump katakan yang mengancam ketertiban konstitusi adalah melewati batas dan pada dasarnya, bila Trump melewati sejumlah batas, Biden akan merasa terdorong untuk mengatakan sesuatu," kata penasihat empat presiden AS, David Gergen.

Gergen mantan penasihat Presiden Richard Nixon, Gerald Ford, Ronald Reagan dan Bill Clinton. "Semakin Biden mampu menahan diri, semakin penting ia akan mengucapkan sesuatu bila Trump memutuskan mengatakan hal yang di luar batas," tambah Gergen.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement