REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Duta Besar Myanmar untuk PBB Kyaw Moe Tun berjanji akan melakukan perlawanan, setelah dia dipecat karena mendesak PBB menghentikan kudeta militer di negaranya. Sementara, PBB tidak mengakui junta militer sebagai pemerintahan baru Myanmar.
"Saya memutuskan untuk melawan selama saya bisa," ujar Kyaw Moe Tun.
Baca Juga
Pemecatan Kyaw Moe Tun diumumkan stasiun televisi pemerintah Myanmar MRTV, pada Sabtu (27/2). Dalam laporannya, MRTV menyebut Kyaw sebagai pengkhianat.
"(Dia) berbicara untuk organisasi tidak resmi yang tidak mewakili negara dan telah menyalahgunakan kekuasaan serta tanggung jawab seorang duta besar," katanya.