Ahad 28 Feb 2021 21:30 WIB

Pemerintah Kuba Setuju Atur Kesejahteraan Hewan

Kuba setuju untuk melindungi hewan.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Dwi Murdaningsih
Hewan (Ilustrasi)
Foto: Republika TV/Muhammad Rizki Triyana
Hewan (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, HAVANA -- Kuba telah menyetujui keputusan yang menyerukan tentang kesejahteraan hewan. Upaya ini menjadi langkah yang besar bagi masyarakat sipil di negara yang dikelola Komunis.

Langkah tersebut bertujuan untuk mencegah kekejaman dan meningkatkan kesadaran tentang perlunya melindungi hewan. Upaya ini menandai kemajuan budaya di negara yang memiliki banyak hewan liar dan pantai dipenuhi dengan bangkai ayam yang dikorbankan dalam ritual keagamaan.

Baca Juga

Suara aktivis yang berkembang telah mendorong berkembangnya inisiatif warga untuk menyelamatkan dan mensterilkan hewan liar. Dorongan ini juga dan untuk membersihkan pantai dan dasar sungai dari sisa-sisa hewan yang dipersembahkan.

"Kami berjuang agar hewan mati tidak ditinggalkan di ruang publik,” kata  presiden Asosiasi Kebudayaan Yoruba Kuba yang diakui secara resmi, Jose Manuel Perez.

Perez mengatakan, darah hewan kurban memiliki makna spiritual dan pengorbanan telah meningkat akhir-akhir ini bukan hanya karena pertumbuhan kepercayaan tetapi juga karena malapraktik. Meskipun detail aturan masih belum dirincikan, undang-undang baru akan mendapatkan penjabaran turunan dalam waktu 90 hari setelah dipublikasikan di Lembaran Resmi.

"Kuba adalah salah satu dari sedikit negara di Amerika Latin yang tidak memiliki undang-undang kesejahteraan hewan sehingga memilikinya sekarang merupakan kegembiraan yang luar biasa," ujar Presiden Asosiasi Kedokteran Hewan Kuba cabang Havana,  Fernando Gispert.

Kementerian Pertanian mengatakan dalam sebuah pernyataan di situs web bahwa pengorbanan tidak akan dilarang tetapi harus dilakukan dengan cara yang penuh kasih dan cepat, menghindari rasa sakit dan stres. Pemerintah pun menetapkan beberapa kriteria yang luas.

Para pendukung adu ayam, yang sering diadakan di arena resmi, mengatakan itu adalah bagian dari budaya Kuba, dan lebih luas lagi Karibia. Aktivis mengatakan itu setidaknya harus diatur secara ketat untuk menghindari kekejaman yang tidak perlu.

Kementerian Pertanian mengatakan keputusan ini juga mengatur eksperimen ilmiah ini memberi kejelasan tentang penanganan hewan liar dan praktik dokter hewan. Keputusan tersebut menjadi tanggapan atas kekhawatiran yang disiarkan dalam debat nasional atas konstitusi baru tiga tahun lalu.

Selama beberapa dekade, aktivis hak-hak hewan telah menyerukan undang-undang tentang kesejahteraan hewan. Mereka mengambil langkah tersebut sebagian besar melalui jalur resmi di negara satu partai yang menempatkan perbedaan pendapat publik tidak disukai.

Dalam beberapa tahun terakhir, frustrasi dengan lambatnya perubahan, generasi muda memilih untuk menekan pihak berwenang dengan pawai, protes di ruang publik, dan kampanye media sosial. "Ini menjadi contoh bagi semua komunitas yang ingin suaranya didengar. Anda harus menekan, menekan," kata salah satu pemimpin gerakan, Beatriz Batista.

Persetujuan keputusan tersebut menggarisbawahi sejauh mana masyarakat sipil Kuba telah menguat akhir-akhir ini. Kondisi ini didukung peluncuran internet yang meningkatkan arus informasi dan memungkinkan warga untuk melakukan mobilisasi yang lebih baik.

sumber : reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement