REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA -- Hujan es melanda Desa Ranji Wetan, Kecamatan Kasokandel, Kabupaten Majalengka, Ahad (28/2) sore. Kondisi itu disebabkan awan kumulonimbus.
Video tentang hujan es di Desa Ranji Wetan itu menyebar melalui beberapa WhatsApp grup. Dalam video berdurasi 33 detik itu memperlihatkan warga yang sedang menunjukkan butiran es batu seruas ibu jari di tengah guyuran hujan.
Forecaster Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Kertajati Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Izyn, menjelaskan, fenomena hujan es di Desa Ranji itu disebabkan awan kumulonimbus.
Faiz menjelaskan, kumulonimbus adalah awan hujan yang berwarna abu-abu kehitaman, dengan ketinggian cukup rendah. Awan tersebut bisa menyebabkan peristiwa hujan lebat, angin kencang, petir dan hujan es.
Menurut Faiz, kondisi cuaca cukup panas dari pagi hingga siang hari menyebabkan pertumbuhan awan kumulonimbus signifikan. Di dalam awan itu terjadi kondensasi yang sangat dingin dan menjadi kristal es.
''Pada sore hari tadi, perubahan cuaca yang signifikan di lingkungan sekitar lokasi kejadian, berubah lebih dingin. Saat itu juga, kristal es yang ada di dalam awan kumulonimbus turun ke daratan dengan kondisi belum mencair dan disebut hujan es,'' terang Faiz, dalam pesan singkatnya kepada Republika, Ahad (28/2).
Faiz menjelaskan, hujan es merupakan fenomena cuaca ekstrem yang biasa terjadi di Indonesia pada saat musim hujan. Kondisi itu terutama saat pancaroba/peralihan.
Kasi Kedaruratan BPBD Kabupaten Majalengka, Rezza Permana, membenarkan cuaca ekstrem melanda Kabupaten Majalengka, Ahad (28/2). Dia menyebutkan, hujan deras yang disertai angin juga menyebabkan sebuah pohon tumbang di Jalan Majalengka-Cikijing, tepatnya di Desa Kertabasuki, Kecamatan Maja, pada pukul 14.26 WIB.
''Peristiwa itu mengganggu pengguna jalan karena pohon tumbang menutup setengah badan jalan,'' tandas Rezza.