Senin 01 Mar 2021 05:56 WIB

Ketidakmampuan Manusia dan Jin di Hadapan Alquran   

Manusia dan jin tak mampu jawab tantangan membuat tandingan Alquran

Rep: Imas Damayanti/ Red: Nashih Nashrullah
Manusia dan jin tak mampu jawab tantangan membuat tandingan Alquran. Ilustrasi Alquran
Foto: republika
Manusia dan jin tak mampu jawab tantangan membuat tandingan Alquran. Ilustrasi Alquran

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA – Di antara para Nabi Allah SWT, mukjizat Rasulullah SAW adalah mukjizat yang paling agung. Yakni diturunkannya Alquran yang berlaku bagi seluruh umat manusia di muka bumi hingga akhir zaman.

Pakar Ilmu Tafsir Prof Quraish Shihab dalam buku Membaca Sirah Nabi Muhammad SAW menjelaskan, mukjizat yang secara tegas dan langgeng sampai akhir zaman disebutkan Allah adalah Alquran. Tapi ketika Alquran diturunkan, tak sedikit dari kalangan-kalangan tertentu yang enggan menggubrisnya.

Baca Juga

Dijelaskan bahwa banyak dari mereka yang menyatakan bahwa Alquran adalah hasil karya Nabi Muhammad SAW, atau dipelajari Rasulullah dari seseorang. Hal itu tentu direspons Allah sebagaimana yang diabadikan dalam Alquran surah Al-Isra ayat 88. Allah berfirman: 

قُلْ لَئِنِ اجْتَمَعَتِ الْإِنْسُ وَالْجِنُّ عَلَىٰ أَنْ يَأْتُوا بِمِثْلِ هَٰذَا الْقُرْآنِ لَا يَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًا “Qul la-ini-jtama’atil insanu wal-jinnu ala an ya-tu bimitsli hadzal-Qurani laa ya-tuna bimitslihi walaw kaana ba’dhuhum liba’din zhahirin.” 

“Katakanlah wahai Nabi Muhammad bahwa: “Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Alquran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengannya. Sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain.” 

Prof Quraish menjelaskan, jangankan seluruh Alquran yang dapat ditiru, semisal satu surah pun dapat dipastikan bahwa tak ada satu pun makhluk yang dapat menirunya. Hal ini sebagaimana tantangan Allah tadi di dalam ayat tersebut. Allah berfirman juga dalam surat Yunus ayat 38: 

أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ ۖ قُلْ فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِثْلِهِ وَادْعُوا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ “Am yaquluna-ftarahu qul fa’tuu bisuurati mitslihi, wad’uumanistatho’tum min dunillahi in kuntum shaadiqin.”

Yang artinya: “(Patutkah) mereka mengatakan: Muhammad membuat-buatnya’. Katakanlah: ‘(Kalau benar yang kamu katakan itu), maka cobalah datangkan sebuah surah seumpamanya dan panggil lah siapa-siapa yang dapat kamu panggil (untuk membuatnya) selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.” 

Maka jelas kiranya, dari ayat-ayat tersebut yang disandingkan dengan fakta sejarah, tantangan-tantangan Allah ini tidak mereka layani. Sebab, mereka menyadari bahwa Alquran memang tidak dapat ditandingi oleh siapapun namun malah enggan beriman. Maka sebagai kambing hitam atas amarah mereka yang menolak kebenaran Alquran, mereka memerangi Nabi Muhammad SAW.        

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement