Senin 01 Mar 2021 06:37 WIB

Sekjen Kemenag Ajak Perkuat Moderasi Beragama

Ada empat hal yang harus diperhatikan dalam upaya menguatkan moderasi beragama.

Rep: Muhyiddin/ Red: Esthi Maharani
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemenag, Nizar Ali
Foto: dok. Istimewa
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemenag, Nizar Ali

REPUBLIKA.CO.ID, TUBAN -- Sekjen Kementerian Agama (Kemenag) Nizar Ali mengajak umat Konghucu, Buddha dan Tao untuk terus memperkuat moderasi beragama. Hal ini disampaikan Nizar saat menutup rangkaian perayaan tahun baru Imlek 2572 Kongzili di Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Kwan Sing Bio, Tuban, Ahad (28/2).

TITD sendiri merupakan tempat ibadah yang dipakai tiga agama, yaitu: Khonghucu, Buddha, dan agama Tao. “Saat ini, penting bagi kita semua untuk ikut berusaha bersama dalam menjaga dan menguatkan Moderasi Beragama di Indonesia," ujar Nizar dalam siaran pers Kemenag, Ahad (28/2).

Dalam acara tersebut dihadiri juga oleh Dirjen Bimas Buddha Caliadi, Kapus Bimbingan dan Pendidikan Khonghucu Wawan Djunaedi, Kakanwil Kemenag Prov. Jatim Ahmad Zayadi, serta jajaran Kementerian Agama Kabupaten Tuban. Selain Pengurus Klenteng TITD, hadir juga pengurus berbagai organisasi keagamaan dan kemasyarakatan di Tuban.

Menurut Nizar, ada empat hal yang harus diperhatikan dalam upaya menguatkan moderasi beragama. Pertama, komitmen kebangsaan. Dasarnya adalah kepatuhan dan ketaatan terhadap konstitusi.

Kedua, meningkatkan toleransi sesama umat beragama. Yaitu, sikap menghormati perbedaan dan memberi ruang orang lain untuk berkeyakinan, mengekspresikan keyakinannya, dan menyampaikan pendapat, serta menghargai kesetaraan dan sedia bekerjasama.

Ketiga, anti kekerasan. Menurut dia, sangat penting mengedepankan cara-cara non kekerasan dalam menyelesaikan setiap permasalahan. Sedangkan yang keempat, menerima atau ramah terhadap tradisi yang sudah ada, sepanjang tidak bertentangan dengan pokok ajaran agama.

“Mari jadikan agama sebagai inspirasi,” ucap Nizar.

“Mari pemelihara tradisi baik yang sudah ada dan ayo ciptakan tradisi baru yang lebih baik lagi,” imbuhnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement