REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Asosiasi Panas Bumi Indonesia Priyandaru Effendi mengapresiasi rencana pemerintah yang akan membentuk holding BUMN panas bumi. Priyandaru menilai holding panas bumi yang terdiri atas Pertamina Geothermal Energy (PGE), PT Geo Dipa Energi (Persero), dan PT PLN Geothermal dapat mendorong percepatan pengembangan industri panas bumi dalam negeri.
"Tujuannya untuk sinergi, efisiensi operasi, mobilisasi modal untuk ekspansi sehingga target secara korporasi bisa tercapai," ujar Priyandaru di Jakarta, Senin (1/3).
Priyandaru menyampaikan persoalan pengembangan panas bumi selama ini terletak pada persoalan harga dengan adanya disparitas harga. Priyandaru menyebut harga energi berkeadilan menjadi poin utama dengan menciptakan harga yang adil untuk investor sesuai dengan harga keekonomian, namun di sisi lain harga tersebut juga harus terjangkau bagi PLN sebagai satu-satunya pembeli energi panas bumi.
"Industri ini hampir sama dengan minyak dam gas, yang harus melakukan pengeluaran (eksplorasi) di depan, risiko tinggi dengan kegagalan rata-rata 50 persen. Bedanya, industri migas pembelinya banyak dan harga sesuai market," ucap Priyandaru.