Senin 01 Mar 2021 11:36 WIB

Tekan Impor, BKPM Dorong Industri Aspal Buton

Total impor aspal Indonesia per tahun sekitar Rp 50 triliun.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Buruh membongkar muat aspal lokal produksi dari Kabupaten Buton ke dalam kapal barang yang akan didistribusikan ke Ternate di Pelabuhan Nusantara, Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu (21/10/2020).
Foto: ANTARA/Jojon
Buruh membongkar muat aspal lokal produksi dari Kabupaten Buton ke dalam kapal barang yang akan didistribusikan ke Ternate di Pelabuhan Nusantara, Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu (21/10/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia meninjau lokasi pabrik aspal di Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara pada Ahad (28/2). Kegiatan itu menindaklanjuti visi Presiden RI terkait transformasi ekonomi yang salah satunya diwujudkan dalam optimalisasi pengolahan sumber daya alam. 

Dalam konferensi pers yang berlangsung di pabrik aspal PT Kartika Prima Abadi (KPA), Bahlil menjelaskan, total impor aspal Indonesia per tahun sekitar Rp 50 triliun. Jika produksi dalam negeri bisa mengurangi 50 persen aspal impor aspal, maka dapat menghemat devisa sekitar Rp 20 triliun.

“Hal itu sejalan dengan program Presiden Jokowi yaitu mengoptimalisasikan sumber daya alam yang ada Indonesia, terutama aspal Buton. Ini potensi Sulawesi Tenggara luar biasa sekali, di luar nikel. Saya sendiri juga kaget,” jelas Bahlil melalui keterangan resmi, Senin (1/3).

Dalam kunjungan tersebut, Kepala BKPM menyerahkan secara langsung surat keputusan pemberian fasilitas insentif investasi dalam bentuk tax holiday kepada PT KPA. Kepala BKPM juga memastikan, proyek ini sudah melibatkan pengusaha daerah dalam pembangunannya. 

Jadi investasi yang masuk ke suatu daerah harus dapat bekerja sama dengan pengusaha nasional di daerah dan Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM). “Saya berharap dengan diberikannya fasilitas tax holiday dan perizinan yang lain, perusahaan mampu meningkatkan produksinya dan melibatkan pengusaha daerah. Inilah yang namanya kolaborasi,” tuturnya. 

 Dalam kesempatan sama, Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi mengungkapkan apresiasinya atas perhatian Kepala BKPM. “Saya memberikan apresiasi kepada Kepala BKPM yang datang memastikan dan melihat langsung, perusahaan aspal yang didirikan di tengah hutan. Mudah-mudahan ini berdaya guna potensi, sumber daya luar biasa yang dikelola secara profesional,” ujar Ali Mazi. 

Dalam catatan BKPM, realisasi investasi Kabupaten Buton pada 2020 terdapat total 16 proyek, yang terdiri dari 5 proyek PMA dan 11 proyek dari PMDN. Nilai investasi keseluruhan proyek ini sebesar Rp 2,8 triliun.

"Kami berkomitmen akan mengamankan dan mempermudah investasi yang masuk ke Buton. Tidak hanya aspal, kami juga ada nikel, mangan dan Buton Industrial Park. Semoga masyarakat Buton dapat menikmati hasil investasi dan industri yang menyesuaikan tuntutan Indonesia pada masa yang akan datang," jelas Bupati Buton La Bakry.

Buton, kata dia, sudah sejak lama diketahui potensi sumber daya alamnya, khususnya aspal. Hanya saja pengelolaannya belum berjalan optimal. 

PT KPA  menggunakan teknologi pemurnian aspal dengan kapasitas produksi 100 ribu ton per tahun. Perusahaan menggunakan bahan baku aspal Buton yang disebut asbuton dengan kadar bitumen sebesar 20 sampai 30 persen. Nilai investasi pada tahap I mencapai sebesar Rp 358 miliar.

"Ini merupakan definisi terbaik dari dukungan dan kerja sama pemerintah dan swasta. BKPM tidak hanya melihat investasi dari luar (PMA), tetapi juga dari dalam (PMDN)," ujar Irwan Hermanto sebagai Direktur Utama PT KPA.

Realisasi investasi di Sulawesi Tenggara sepanjang 2020 mencapai Rp 21,13 triliun yang didominasi oleh PMA. Dari hasil investasi ini, telah menyerap tenaga kerja sekitar 6.183 orang. 

Berdasarkan sektor investasi, bidang usaha yang paling diminati di Sulawesi Tenggara adalah Industri Logam Dasar, Barang Logam, serta Bukan Mesin dan Peralatannya. Kemudian di posisi kedua yaitu Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi. Pada posisi ketiga meliputi Tanaman Pangan, Perkebunan, dan Peternakan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement